Informasi Kesehatan

Perut Bunyi tetapi Tidak Lapar, Ini Penyebab dan Penangannya

01816f700ebdd30948d5ff1c6715a9a4.jpg

Ini Gejala Osteoporosis yang Tak Boleh Disepelekan

"Gejala awal osteoporosis bisa berupa gigi dan kuku…

Bahaya Menahan Bersin bagi Kesehatan Tubuh

Bersin biasanya terjadi secara tiba-tiba dan sering kali…

Prosedur CPR untuk Selamatkan Pasien Henti Jantung

“CPR adalah prosedur pertolongan pertama yang sangat penting,…

Perut bunyi tetapi tidak lapar bisa terjadi akibat pola makan yang kurang tepat dan umumnya tidak berbahaya. Namun, perut bunyi yang disertai dengan gejala lain, seperti mual, perut kembung, atau sembelit, mungkin saja menandakan adanya masalah kesehatan tertentu.

Perut bunyi atau dalam medis disebut borborygmi sering dikaitkan dengan rasa lapar. Saat lapar, perut akan melepaskan hormon ghrelin yang mendorong otak memberi sinyal kepada sistem pencernaan untuk berkontraksi dan menimbulkan suara gemuruh.

Selain karena lapar, perut berbunyi bisa disebabkan oleh banyak hal. Penyebab perut bunyi tetapi tidak lapar bisa karena kebiasaan makan atau adanya kondisi medis tertentu.

Penyebab Perut Bunyi tetapi Tidak Lapar

Meskipun umumnya disebabkan oleh rasa lapar, perut juga bisa bunyi karena hal lain. Berikut ini adalah beberapa penyebab perut bunyi tetapi tidak lapar:

1. Diare

Diare merupakan kondisi umum yang membuat perut bunyi tetapi tidak lapar. Saat diare, pergerakan otot di lambung dan usus mengalami peningkatan. Hal inilah yang menyebabkan perut berbunyi seolah-olah sedang kelaparan.

2. Konsumsi pemanis buatan berlebihan

Terlalu banyak mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung pemanis buatan, khususnya fruktosa dan sorbitol, bisa membuat perut berbunyi. Kondisi ini terjadi karena pemanis buatan tidak dapat dicerna dengan baik oleh tubuh, sehingga meningkatkan risiko terjadinya diare dan kenaikan produksi gas dalam usus. Akibatnya, perut menjadi sering bunyi meskipun tidak sedang lapar.

3. Konsumsi makanan yang mengandung gas

Konsumsi makanan yang mengandung gas tinggi, seperti brokoli, kubis, buah-buahan, kacang polong, gandum utuh, serta susu dan produk olahannya, bisa meningkatkan kadar gas di usus. Akibatnya, munculah suara bising dari perut yang menyerupai kondisi saat kelaparan.

4. Konsumsi makanan dan minuman asam

Makanan dan minuman asam dapat merusak lapisan lambung serta usus, sehingga menimbulkan peradangan yang membuat perut terasa nyeri dan berbunyi. Contoh makanan dan minuman asam yang menjadi penyebab perut bunyi tetapi tidak lapar adalah buah jeruk, buah beri, tomat, dan kopi.

5. Alergi makanan

Perut bunyi bisa menjadi respon tubuh terhadap makanan tertentu yang memicu alergi. Saat terpapar alergen, tubuh akan melepas histamin yang bisa membuat sistem pencernaan bereaksi hingga menyebabkan perut berbunyi. Selain perut bunyi, alergi makanan juga ditandai dengan mual, muntah, dan diare.

6. Intoleransi laktosa

Jika setelah minum susu terjadi perut bunyi tetapi tidak lapar yang disertai dengan mual, muntah, kentut berlebihan, atau sakit perut, mungkin Anda memiliki intoleransi laktosa.

Kondisi ini terjadi karena laktosa dalam susu akan terfermentasi oleh bakteri di usus besar, sehingga menyebabkan peningkatan gerak usus dan produksi gas. Akibatnya, perut berbunyi “krucuk-krucuk”.

7. Irritable bowel syndrome (IBS)

Irritable bowel syndrome dapat menimbulkan gejala sakit perut, diare, sembelit, serta perut kembung dan bergas. Selain itu, gas berlebih di usus saat mengalami IBS bisa membuat perut berbunyi walaupun tidak sedang lapar.

8. Kolitis ulseratif

Kolitis ulseratif adalah peradangan pada usus besar yang membuat penderitanya mengalami diare yang disertai nanah atau darah, serta keinginan mendesak untuk buang air besar (BAB). Selain itu, koalitis ulseratif juga menyebabkan perut mengeluarkan suara gemericik dan terasa nyeri.

9. Penyakit Crohn

Jika perut bunyi terdengar sangat keras, terjadi dalam jangka waktu yang lama, dan disertai dengan diare, BAB berdarah, atau terbentuknya saluran abnormal di sekitar dubur (fistula ani), mungkin saja ini merupakan tanda penyakit Crohn. Gejala tersebut dapat hilang dan timbul kembali.

10. Stres dan cemas

Perut bunyi tetapi tidak lapar juga bisa terjadi ketika Anda mengalami stres dan cemas. Ketika stres dan cemas, tubuh akan melepas hormon adrenalin dan hormon kortisol yang dapat menimbulkan keluhan, seperti sakit kepala, sakit perut, perut kembung, serta perut keroncongan seperti ketika lapar.

Penanganan Perut Bunyi tetapi Tidak Lapar

Perut bunyi tetapi tidak lapar dapat ditangani dengan perawatan sederhana di rumah atau konsumsi obat-obatan. Berikut ini adalah penjelasannya:

Perawatan di rumah

Bila tidak disertai dengan keluhan lain, perut bunyi tetapi tidak lapar umumnya tidak berbahaya. Kondisi tersebut dapat ditangani menggunakan langkah-langkah berikut ini:

  • Makan dengan perlahan agar tidak menelan banyak udara.
  • Minum air putih yang cukup untuk memperlancar kerja sistem pencernaan.
  • Batasi konsumsi makanan tinggi gas dan asam, jika sering mengalami perut bunyi tetapi tidak lapar.
  • Batasi konsumsi makanan atau minuman yang mengandung pemanis buatan, contohnya jus buah kemasan.
  • Hindari konsumsi makanan cepat saji dan minuman berkarbonasi untuk mencegah penumpukan gas di perut.
  • Hindari konsumsi makanan atau minuman yang memicu reaksi alergi.

Obat-obatan

Perut bunyi tetapi tidak lapar yang disertai dengan keluhan mengganggu bisa ditangani dengan mengonsumsi obat-obatan. Jenis obat yang dapat dikonsumsi tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan kondisi tersebut. Dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan berikut untuk meringankan gejalanya:

  • Obat antidiare untuk memperlambat pergerakan usus
  • Obat antihistamin untuk meredakan reaksi alergi
  • Obat antiradang untuk mengatasi peradangan pada usus
  • Obat pereda nyeri untuk meringankan nyeri perut yang menyertai perut bunyi tapi tidak lapar
  • Obat anticemas untuk meredakan stres dan cemas

Bila Anda mencurigai perut bunyi tetapi tidak lapar disebabkan oleh kondisi medis tertentu, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Selain pemeriksaan fisik, dokter dapat menyarankan Anda melakukan pemeriksaan penunjang berupa endoskopi maupun tes darah untuk mengidentifikasi penyebab serta menentukan langkah penanganan yang sesuai.

 

Sumber : alodokter. com

Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.