Informasi Kesehatan

Ini Kelebihan dan Kekurangan metode Baby Led Weaning pada Bayi

ank.jpg

10 Camilan Bayi 6 Bulan yang Sehat dan Bergizi

Camilan bayi 6 bulan bisa Bunda siapkan sebagai…

Benarkah Susu Formula Meningkatkan Kecerdasan Anak?

"Susu formula diklaim bisa meningkatkan kecerdasan anak karena…

6 Bahaya Cium Bayi Sembarangan yang Jarang Diketahui

“Mencium atau menyentuh bayi merupakan hal yang biasa…

“Kelebihan metode baby led weaning (BLW) adalah anak bisa menjadi lebih mandiri, mengenal makanan, dan melatih sensoriknya. Namun, di satu sisi bila tanpa pengawasan dan tidak disajikan dengan potongan kecil, BLW bisa berisiko membuat bayi tersedak.”

 Baby led weaning  atau BLW adalah metode pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) pada Si Kecil. Caranya adalah dengan memberikan bayi hanya makanan ringan dan membiarkan mereka makan sendiri sejak awal. Makanan yang diberikan tidak selalu dihaluskan, tetapi dipotong kecil-kecil sesuai dengan genggaman anak. 

Beberapa orang tua lebih memilih metode penyapihan ini ketimbang menyuapi bayi dengan sendok. Namun, ada juga yang mengombinasikan keduanya. Terkadang anak disuapi dengan sendok, di lain waktu membiarkan anak makan sendiri. 

Pertanyaannya, seperti apa kelebihan dan kekurangan metode BLW? Baca selengkapnya di sini!

Kelebihan dan Kekurangan Baby Led Weaning

Baby Led Weaning Vs Spoon Feeding, Mana yang Lebih Baik? Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), terdapat kekurangan dan kelebihan soal BLW ini. Baby led weaning memang membuat anak mandiri dan melatih sensorik anak. 

Namun, di sisi yang lain karena anak sendiri yang memilah makanannya, ada kemungkinan nutrisi yang dikonsumsi  anak tidak tercukupi. Nah, berikut kelebihan dari metode BLW:

1. Mengembangkan keterampilan motorik halus

BLW membantu bayi mengembangkan keterampilan motorik halusnya. Ini memungkinkan mereka makan dengan kecepatannya sendiri serta mengontrol seberapa banyak akan makan.

2. Mengurangi risiko obesitas dan gangguan makan di kemudian hari

BLW dapat membantu meningkatkan sikap hidup sehat terhadap makanan, karena bayi belajar menghargai beragam rasa dan tekstur. Jika orang tua mempertimbangkan untuk memulai penyapihan yang dipimpin bayi, penting untuk berkonsultasi dengan dokter gizi terlebih dahulu. Tujuannya untuk memastikan bahwa ini adalah pendekatan yang tepat untuk anak.

3. Mengembangkan kemampuan pengendalian diri

Ketika bayi dapat makan sendiri, mereka mengembangkan rasa kendali dan penguasaan atas tubuhnya. Hal ini dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri. Selain itu, BLW juga dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan.

Nah, meski memiliki kelebihan, tetapi ada kekurangan juga dalam metode BLW ini, sehingga penting untuk orang tua berkonsultasi dengan dokter spesialis anak. Apa saja kekurangannya?

1. Kemungkinan tersedak

Beberapa orang tua khawatir bahwa BLW dapat membuat bayi tersedak. Sebenarnya ini bisa diatasi dengan memotong makanan anak dengan ukuran kecil, dan memberikan perhatian khusus di awal-awal anak memulai baby led weaning-nya.

Menurut National Health Service, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa bayi lebih mungkin tersedak saat BLW, dibanding dengan menyuapi anak dengan sendok. 

Semua bayi memiliki refleks muntah yang baik. Terdapat perbedaan yang jelas antara muntah dan tersedak. Saat bayi muntah, matanya mungkin berair, batuk, muntah-muntah, atau mengeluarkan bunyi di tenggorokan, dan wajahnya menjadi merah. Namun jika tersedak, wajahnya akan pucat atau kebiruan dengan posisi tubuh terdiam.

2. Anak makan dengan berantakan

Alasan lainnya adalah orang tua enggan melihat kekacauan yang dibuat anak saat proses makan. Makanan yang berantakan, anak menjadi kotor karena tumpahan buah dan sayur. 

Padahal, ini sebenarnya juga proses pengenalan makanan dan tekstur ke anak. Orang tua kerap menghindari ini karena perlu usaha lebih untuk membersihkan yang serba berantakan tadi.

3. Kemungkinan gizi anak kurang tercukupi

Menurut IDAI, metode BLW berisiko menyebabkan anak kekurangan nutrisi. Alasannya, Si Kecil-lah yang menentukan jenis dan banyaknya makanan yang dihabiskan. Dalam beberapa kasus, apa yang dipilih bayi tidak dapat memenuhi  lemak, protein, karbohidrat, hingga zat besi yang diperlukan tubuhnya.

Tips Menerapkan Baby Led Weaning

Untuk memulai BLW, pastikan kesiapannya dan mulailah dengan satu kali makan padat sehari selama waktu makan keluarga. Gunakan kursi tinggi di tempat yang aman, biarkan bayi bereksplorasi dan bermain dengan makanan, tawarkan makanan lunak sesuai usianya dalam porsi yang bisa diatur, dan biarkan bayi memimpin proses pemberian makan. Pilihan makanan BLW yang bisa dicoba adalah:

  • Makanan kaya zat besi (daging, unggas, kacang-kacangan, lentil, tahu).
  • Makanan kaya protein (ikan, telur, keju, yogurt, selai kacang). 
  • Biji-bijian, makanan kaya lemak (alpukat, yogurt , keju, selai kacang). 
  • Dan berbagai buah-buahan dan sayuran. Pilihan lainnya bisa dibaca di artikel: “Ini 9 Pilihan Finger Food yang Sehat dan Bergizi untuk Bayi.”

Penting untuk menyesuaikan jadwal pemberian makan dengan kebutuhan bayi dan tentunya berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli gizi untuk mendapatkan panduan yang benar.

Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Menerapkan Baby Led Weaning

Dalam hal pemberian makanan padat utuh secara mandiri, keamanan adalah yang terpenting. Berikut beberapa hal dasar yang harus orang tua perhatikan saat mempersiapkan BLW: 

1. Menciptakan lingkungan aman buat bayi

Bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

  • Ciptakan lingkungan makan yang damai, bebas dari gangguan dan suara keras yang tiba-tiba.
  • Letakkan bayi di kursi tinggi yang tegak lurus, idealnya dengan alas kaki dan nampan yang dapat dilepas, sehingga bayi dapat makan di meja bersama anggota keluarga lainnya.

2. Biarkan anak berkenalan dengan makanannya

Ini berarti mengambil makanan dan membawanya ke mulut mereka sendiri. Tawarkan makanan berukuran besar yang mudah diambil dan dipegang oleh bayi. Setelah kemampuan menjepit bayi berkembang, kecilkan ukuran makanan menjadi lebih kecil.

3. Biarkan bayi menjadi berantakan 

Kekacauan tidak dapat dihindari saat makan sendiri dan dapat membantu mencegah pilih-pilih makan di kemudian hari. Untuk mengurangi “kekacauan”, orang tua bisa memulai dengan menawarkan porsi kecil makanan yang berbeda setiap kali makan dan pada waktu yang sama.

4. Periksa makanan yang dimakan anak

Jika anak menolak makanan tertentu, atau tidak menghabiskannya, jangan bereaksi atau memberikan tekanan. Dan dengan cara yang sama, jangan juga memuji anak karena makannya. Usahakan waktu makan bebas dari tekanan.

Mau tahu cara agar bayi tidak picky eater? Baca di artikel ini: “8 Tips untuk Mencegah Anak Pilih-Pilih Makanan”.

Selain itu, hal yang perlu diperhatikan lainnya adalah:

  • Jangan pernah memasukkan finger food ke dalam mulut bayi. Biarkan bayi makan sendiri.
  • Jangan menekan bayi untuk makan. Ibu dan ayah bisa menawarkan makanan yang sehat dan aman, tetapi bayi yang memutuskan berapa banyak yang akan dimakan.
  • Jangan pernah memasukkan jari ke dalam mulut bayi untuk mengeluarkan makanan. Jika makanan yang terlalu besar pecah ke dalam mulutnya, latih bayi untuk meludahkannya dengan menjulurkan lidah sendiri secara dramatis.
  • Jangan menggunakan gangguan (telepon, video, musik, TV, buku) untuk membuat bayi duduk diam saat makan. Makan memang menyenangkan, tetapi tetaplah tentang makanannya.

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.