KMS adalah kartu berisi catatan perkembangan berat, tinggi, serta berbagai hal yang bertujuan untuk memantau kesehatan anak. Hasil pencatatan di KMS juga bisa digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya gangguan pertumbuhan anak, seperti mengarah ke gizi kurang, gizi lebih, hingga obesitas.
KMS bisa ditemukan di fasilitas kesehatan atau posyandu. Ada beberapa jenis KMS, yaitu KMS untuk balita, yang bisa ditemukan di buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), serta KMS anak tingkat sekolah dasar. KMS juga bisa diakses secara online.
Dalam proses pencatatan KMS, berat dan tinggi badan anak sebaiknya diukur langsung oleh kader atau tenaga kesehatan. Dengan adanya pencatatan berkala, tumbuh kembang anak bisa terpantau dengan baik dan gangguan kesehatan bisa dideteksi sedini mungkin.
Di dalam KMS akan ditemukan empat komponen utama, yaitu umur, berat badan, tinggi badan, dan jenis kelamin. Pemantauan pertumbuhan balita usia 0–60 bulan dilakukan dengan mencatat berat badan sesuai umur dan jenis kelamin.
Warna KMS balita dibedakan berdasarkan jenis kelamin, yaitu warna biru untuk laki-laki dan merah muda untuk perempuan. Berikut ini adalah data yang harus diisi di dalam lembar KMS untuk menentukan status pertumbuhan balita:
Di dalam grafik KMS, ada tiga garis warna yang memiliki arti berbeda, yaitu:
Fungsi utama KMS adalah sebagai catatan untuk memantau pertumbuhan balita dan anak-anak. Supaya lebih akurat, pengukuran berat dan tinggi badan anak harus dilakukan setiap bulan.
Anak dengan gizi kurang umumnya memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah sehingga mudah terserang penyakit infeksi. Sementara itu, anak dengan berat badan berlebih berisiko mengalami diabetes, hipertensi, atau stroke di kemudian hari. Jika gangguan pertumbuhan dideteksi sejak dini, risiko-risiko tersebut dapat dihindari.
Selain untuk melihat pertumbuhan anak dari waktu ke waktu, khusus KMS anak tingkat sekolah dasar, juga memiliki fungsi lain sebagai berikut:
Setelah dilakukan penimbangan berat badan, tenaga medis akan memberikan titik pada KMS, sesuai dengan hasil timbangan dan usia anak. Titik tersebut dihubungkan dengan titik hasil pengukuran pada bulan sebelumnya dengan menggambar sebuah garis sehingga akan membentuk grafik.
Penilaian bisa dilihat dari grafik, apakah mengikuti garis hijau (garis pertumbuhan normal), memotong garis pertumbuhan dan mengarah ke garis oranye (gizi lebih), ataupun merah (gizi kurang).
Hasil pencatatan di KMS balita akan menentukan status berat bayi berdasarkan usia, yang bisa dibagi dalam 2 kategori, yaitu:
Pada KMS balita, bila hasil grafik menunjukkan kategori tidak naik, di atas garis oranye, atau di bawah garis merah, kader atau petugas kesehatan akan melakukan rujukan ke dokter untuk memastikan apakah ada gangguan pertumbuhan.
Pada anak sekolah dasar, pengukuran juga melibatkan komponen tinggi badan. Pada KMS anak sekolah dasar, pembacaan status gizi akan melihat persentil dan warna. Jika diuraikan lebih lanjut, berikut penjelasannya:
Itulah penjelasan tentang KMS, isi, fungsi, dan cara membacanya. KMS sangat penting sebagai deteksi dini gangguan pertumbuhan anak. Oleh karena itu, orang tua harus rutin memeriksakan anak ke pelayanan kesehatan dan membawa KMS setiap kali akan mengukur berat badan dan tinggi badan anak.
Sumber : halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.