Informasi Kesehatan

KB Steril: Langkah Cegah Kehamilan secara Permanen

142c00ea1435c70af430e9031d02d4c7.jpg

5 Bahaya Onani yang Dilakukan Secara Berlebih pada Pria

“Terdapat beberapa bahaya onani yang mengintai jika dilakukan…

Keampuhan Kondom untuk Cegah Penyakit Menular Seksual

Kondom adalah salah satu alat perlindungan yang masih…

Apakah Pakai Kondom Bisa Hamil? Ini Jawabannya

Apakah pakai kondom bisa hamil? Mungkin ini menjadi…

“KB sterilisasi adalah metode kontrasepsi tepat untuk pasangan yang sudah tidak ingin memiliki anak lagi. Wanita bisa melakukan litigasi tuba, sedangkan pria bisa melakukan vasektomi.”

 KB sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang efeknya permanen. Pada wanita, metodenya bisa mencakup pengangkatan tuba atau litigasi tuba. Sedangkan satu-satunya metode sterilisasi untuk pria adalah vasektomi. 

Karena sifatnya permanen, tentu saja kamu dan pasangan tidak bisa mengembalikan kondisi seperti semula. Itu sebabnya, diskusikan dengan dokter dan pertimbangkan secara matang sebelum melakukan tindakan ini. 

Jenis KB Steril untuk Wanita 

Nah, berikut jenis KB steril yang bisa wanita lakukan:

1. Sterilisasi tuba

Sterilisasi tuba adalah metode pengangkatan atau penutupan saluran tuba falopi. 

Tindakan ini bisa mencegah sel telur bergerak ke bagian tuba falopi sekaligus menghambat sperma mencapai sel telur. 

Jenis KB ini sangat ampuh mencegah kehamilan karena efektivitasnya hampir 100 persen.

Dalam kasus yang sangat jarang, wanita bisa mendapatkan kehamilan usai melakukan sterilisasi tuba. Namun, kehamilan ini cenderung bersifat ektopik. 

Tetapi, kamu tidak perlu khawatir karena risiko tersebut jauh lebih rendah daripada wanita yang tidak melakukan kontrasepsi apapun.

Hal yang perlu kamu ketahui, wanita tetap bisa mengalami haid usai menjalani prosedur ini.

Prosedur ini juga kerap disebut sebagai Tubektomi, Ini 5 Fakta KB MOW yang Perlu Dipahami.

Ada dua cara untuk melakukan sterilisasi tuba, yaitu mini laparotomi dan laparoskopi.

Pada minilaparotomy, dokter akan membuat sayatan kecil di perut untuk mengeluarkan saluran tuba.

Prosedur ini lebih sering dokter lakukan pasca melahirkan dan membutuhkan anestesi regional atau umum.

Sementara oada laparoskopi, dokter akan memberikan anestesi umum sebelum membuat sayatan kecil di dekat pusar.

Kelebihannya, prosedur ini memungkinkan organ panggul tampak lebih jelas. 

Kemudian, saluran tuba akan ditutup atau diangkat dengan alat ini. 

2. Litigasi tuba

Pada litigasi tuba, dokter akan memberikan anestesi untuk menurunkan ketidaknyamanan.

Selanjutnya, dokter mulai mengembangkan perut dengan gas dan membuat sayatan kecil agar alat laparoskop bisa masuk.

Setelah masuk, dokter mulai mengakses organ reproduksi dengan laparoskop.

Dokter dapat melakukan tindakan ini dengan beberapa cara, yaitu dengan memotong atau melipat tabung tuba falopi, mengangkat sebagian atau menghalangi tabung dengan pita atau klip. 

Ada sejumlah efek samping yang bisa kamu rasakan setelah menjalani prosedur ini. 

Di antaranya, perut membengkak akibat gas dan sedikit perdarahan pada vagina. 

Akan tetapi, kamu tak perlu khawatir karena efek ini akan berangsur-angsur menghilang. 

3. Implan tuba

Ada juga metode KB steril yang dilakukan tanpa operasi, yaitu implan tuba.

Metode ini dengan memasukan dua logam kecil (essure) ke tuba falopi melalui vagina dan serviks. 

Masing-masing tuba falopi akan dokter isi dengan satu logam.

Selanjutnya, alat tersebut akan mengiritasi lapisan tuba sehingga membentuk jaringan parut setelahnya.

Bekas luka ini lambat laun akan menutup tuba falopi sehingga sperma tidak bisa memasukinya. 

Pada umumnya, saluran tuba akan menutup sempurna dalam 3 bulan usai prosedur dilakukan.

Selama proses penutupan tersebut, kamu sebaiknya menggunakan alat kontrasepsi lain, seperti kondom atau suntik KB. 

Meskipun tingkat efektivitasnya juga tinggi, sayangnya KB ini menimbulkan efek samping.

Efeknya visa berupa mual, muntah, kram, pusing, perdarahan, atau keluar bercak darah.

Melansir dari USA Today, essure telah ditarik dari pasaran di Amerika Serikat, per 31 Desember 2018 lalu.

Pada April 2018, Food and Drug Administration, Amerika Serikat (FDA) membatasi penggunaannya hanya pada sejumlah fasilitas kesehatan tertentu. 

Penyebabnya karena banyak pasien melaporkan rasa sakit, pendarahan, dan reaksi alergi.

Selain itu, ada juga kejadian implan menembus rahim atau bergeser dari tempatnya. 

Itu sebabnya, diskusikan secara matang terkait pemilihan KB steril yang akan kamu lakukan. 

Itulah jenis KB steril untuk wanita. Kamu juga bisa kunjungi halaman ini untuk mendapatkan informasi lanjutan mengenai kesehatan seksual.

Jenis KB Steril untuk Pria

Pada pria, satu-satunya metode KB steril yang bisa dilakukan adalah vasektomi. 

Prosedur ini berfungsi untuk mencegah sperma keluar dari testis, sehingga tidak akan membuahi sel telur.

Vasektomi biasanya dilakukan dengan menggunakan anestesi lokal pada skrotum untuk mematikan rasa sakit.

Selama prosedur, dokter akan memotong saluran sperma yang disebut vas deferens. Saluran ini berfungsi membawa sperma dari testis ke kantong kemih.

Dengan memotong atau menutup vas deferens, jumlah sperma tidak dapat mencapai sperma yang dibutuhkan untuk pembuahan sel telur.

Pemulihan setelah vasektomi umumnya relatif cepat, dengan sebagian besar pria dapat kembali ke aktivitas normal dalam beberapa hari.

Beberapa efek samping yang mungkin terjadi, antara lain pembengkakan, memar, atau nyeri ringan pada area skrotum.

Efek ini bersifat sementara dan berangsur menghilang dalam beberapa hari.

KB Steril

Sebelum memilih KB steril, sebaiknya pertimbangkan beberapa hal berikut ini:

  • Bagi pasangan yang sudah yakin tidak ingin memiliki anak lagi, kontrasepsi steril memberikan kepastian dan ketenangan pikiran karena bersifat permanen.
  • Salah satu pertimbangan utama adalah kontrasepsi steril bersifat permanen. Jadi, jika pasangan berubah pikiran ingin memiliki anak lagi, dapat menjadi masalah.
  • Sterilisasi menghilangkan kebutuhan untuk menggunakan kontrasepsi harian atau berkala, sehingga lebih nyaman dan praktis
  • Keputusan untuk melakukan sterilisasi dapat memicu perasaan psikologis, seperti penyesalan atau pertanyaan tentang apakah keputusan tersebut benar-benar diinginkan atau hanya merupakan respons terhadap situasi saat ini.
  • Sterilisasi tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual (PMS), sehingga pasangan yang aktif secara seksual masih perlu menggunakan metode lain untuk mencegah PMS.

Itulah informasi seputar KB sterilisasi yang perlu kamu tahu.

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.