Informasi Kesehatan

Waspadai 6 Cara Penularan HIV yang Paling Sering Terjadi

welt-aids-tag-hiv-krankheit.jpg

Waspada, Ini Gejala Anemia Defisiensi Besi yang Bisa Terjadi

"Anemia defisiensi besi bisa menurunkan produksi sel darah…

Benarkah Leher Hitam Menjadi Gejala Diabetes?

“Ada berbagai macam gejala dari diabetes dan salah…

Nyeri Punggung Kronis Bisa Jadi Gejala TBC Tulang Belakang

Kebanyakan orang tahu jika tuberkulosis (TBC) hanya terjadi…

“Virus HIV penyebab penyakit AIDS tidak menular melalui keringat, berciuman, gigitan nyamuk, atau sentuhan. Cara penularan HIV sebenarnya melalui hubungan intim, pemakaian jarum suntik bergantian, transfusi darah, dan melalui ibu kepada bayinya.”

 

HIV/AIDS adalah salah satu bentuk penyakit menular seksual (PMS) yang bisa terjadi pada siapa saja. Gangguan kesehatan ini membuat sistem imunitas tubuh melemah.

Sayangnya, sampai sekarang, belum ada obat yang bisa membantu menyembuhkan penyakit ini. Artinya, kamu harus waspada terhadap bagaimana cara penularan HIV. 

Seharusnya, sistem imunitas tubuh berperan untuk memerangi penyakit dan kuman yang masuk dan menginfeksi tubuh.

Namun, pada pengidap penyakit HIV, sistem imunitas justru menjadi begitu lemah, sehingga tidak dapat memerangi virus yang masuk dan menyerang tubuh. 

Cara Penularan Virus HIV

Virus HIV penyebab penyakit AIDS tidak menular melalui keringat, berciuman, gigitan nyamuk, atau sentuhan.

Berikut beberapa cara penularan HIV yang perlu kamu waspadai:

1. Hubungan intim tanpa menggunakan kondom

Virus HIV bisa memasuki tubuh dari cairan vagina, air mani, atau cairan pra ejakulasi melalui luka terbuka yang terdapat pada organ intim.

Melakukan hubungan seksual tanpa memakai kondom bisa meningkatkan risiko perpindahan virus, hingga tubuh lebih rentan terinfeksi. 

Inilah sebabnya, sangat penting untuk menggunakan kondom ketika melakukan hubungan intim, terutama jika kamu kerap berganti pasangan.

Pemakaian kondom cukup efektif untuk mencegah penularan virus dengan menghalangi masuknya cairan vagina maupun air mani ke tubuh pasangan.

2. Menggunakan jarum suntik bergantian

Cara penularan HIV selanjutnya adalah menggunakan jarum suntik secara bergantian. Kondisi ini terutama terjadi pada seseorang yang positif mengidap AIDS. 

Sisa darah pada jarum suntik bisa masuk dan menginfeksi tubuh seseorang yang sehat. 

Tidak hanya AIDS, pemakaian jarum suntik bergantian juga bisa meningkatkan risiko penularan masalah kesehatan serius lain, termasuk hepatitis B dan C.

Maka itu, pastikan kamu menggunakan jarum suntik yang masih baru dan bersegel, serta steril.

3. Cara penularan HIV melalui transfusi darah

Beberapa kasus menunjukkan bahwa, virus HIV bisa menular dari transfusi darah.

Cara ini sebenarnya kurang umum, karena selalu ada pengujian dan seleksi ketat dari petugas kesehatan kepada calon pendonor sebelum melakukan transfusi. 

Selain itu, risiko penularan virus HIV melalui cara ini akan semakin kecil kemungkinan terjadi pada negara yang memiliki rumah sakit dengan adopsi teknologi kesehatan terkini. 

4. Melalui ibu kepada bayinya

Siapa sangka, ibu hamil yang mengidap HIV/AIDS memiliki risiko yang sangat tinggi untuk menularkan virus penyakit tersebut kepada janin dari plasenta.

Bahkan, cara penularan HIV ini juga bisa terjadi selama proses persalinan. Inilah sebabnya, ibu hamil wajib melakukan pemeriksaan darah. 

Sebab, skrining awal dapat membantu dokter memberikan penanganan segera sehingga komplikasi dan risiko penularan pada bayi bisa dicegah.

Tidak hanya itu, pemberian ASI dari ibu yang terjangkit HIV/AIDS juga sama berisikonya untuk menularkan penyakit tersebut pada bayi. 

Meski begitu, studi belum lama ini menyebutkan bahwa ibu tetap dapat memberikan ASI secara langsung kepada bayinya selama periode menyusui (direct breastfeeding).

Hanya saja, ibu wajib mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) secara berkala sesuai dengan anjuran dokter.

Obat tersebut kabarnya cukup efektif untuk membantu menekan jumlah virus dalam darah, sehingga bisa menurunkan risiko terjadinya penularan.

5. Melalui seks oral

Cara penularan HIV yang tidak banyak orang tahu adalah seks oral. Ini merupakan aktivitas seksual dengan memberikan rangsangan pada organ intim menggunakan lidah, bibir, atau mulut. 

Aktivitas seksual ini dapat menularkan virus penyebab penyakit HIV/AIDS apabila sedang mengidap sariawan atau memiliki luka pada bibir dan mulut. Bahkan, bibir yang pecah sekalipun.

Tidak hanya itu, risiko penularan juga lebih tinggi apabila pria mengeluarkan cairan ejakulasi atau sperma dalam mulut. 

Selain HIV, melakukan seks oral juga memungkinkan kamu terjangkit penyakit menular seksual lain.

Baca artikel Ini Tips Seks Oral yang Aman untuk Cegah Penyakit sehingga kamu terhindar dari penyakit serius ketika melakukan aktivitas seksual ini.

6. Penggunaan alat bantu seks (sex toys)

Alat bantu seks atau sex toys dengan pemakaian bersamaan juga bisa menjadi cara penularan HIV lainnya.

Risikonya semakin tinggi jika mainan tersebut tidak terjaga kebersihannya atau tidak menggunakan kondom sebagai lapisan. 

Memang, pakar menyebutkan bahwa virus penyebab HIV tidak bisa bertahan dalam waktu lama pada permukaan benda mati.

Namun, alat bantu seks yang basah karena terkena sperma, cairan vagina, maupun darah tetap bisa menjadi media penularan virus kalau kamu memakainya secara bergantian. 

Selain itu, pastikan mainan seks yang kamu pakai selalu bersih, sehingga tidak berpotensi menularkan penyakit seksual lainnya.

Sayangnya, pemahaman tentang bagaimana cara penularan HIV yang masih minim membuat orang-orang lantas tidak melakukan tindakan pencegahan.

Maka itu, penting juga untuk Ketahui Ciri-Ciri HIV Ketika Pertama Kali Terinfeksi.

Itu tadi beberapa cara penularan HIV yang sebaiknya kamu hindari.

Pastikan menggunakan kondom ketika melakukan hubungan seksual, dan rutin melakukan pemeriksaan darah untuk ibu hamil atau wanita yang berencana mendapatkan kehamilan. 

 

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.