Informasi Kesehatan

Benarkah Leher Hitam Menjadi Gejala Diabetes?

033262700_1425879096-Dark-Neck.jpg

10 Jenis Penyakit Jantung Bawaan yang Perlu Diketahui

“Ada banyak jenis penyakit jantung bawaan yang bisa…

Ini 5 Kebiasaan Sehat untuk Mencegah Kudis pada Kulit

“Kudis disebabkan oleh tungau dan mudah menular melalui…

Mengenal Nyamuk Aedes Albopictus Penyebab Demam Berdarah

“Secara morfologi, nyamuk Aedes albopictus diketahui memiliki ciri…

“Ada berbagai macam gejala dari diabetes dan salah satunya adalah leher yang menjadi lebih hitam. Jika mengalami masalah ini, lakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.”

Diabetes adalah salah satu gangguan yang perlu mendapatkan diagnosis dini agar penanganan segera bisa dilakukan.

Salah satu cara untuk mendapatkan pemeriksaan segera adalah dengan mengetahui berbagai gejalanya.

Leher yang hitam disebut-sebut merupakan salah satu gejala dari gangguan terhadap produksi insulin pada tubuh tersebut.

Jika kamu mengalami masalah yang disebut barusan, ini juga dengan acanthosis nigricans dan ada baiknya segera memeriksakan diri ke dokter.

Agar tindakan yang tepat dan segera tidak membuat penyakit ini menyebabkan masalah yang serius.

Ketahui Selengkapnya Tentang Leher Hitam atau Acanthosis Nigricans

Acanthosis Nigricans adalah kondisi kulit yang menyebabkan bercak atau garis yang lebih tebal dan gelap.

Masalah ini biasanya terjadi pada lipatan atau kerutan pada kulit, seperti sisi dan belakang leher, ketiak, lubang siku, dan selangkangan.

Meski begitu, masalah ini bisa terjadi di bagian mana saja pada tubuh.

Bercak gelap pada kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal atau berbau.

Masalah pada kulit ini dapat menjadi salah satu tanda terjadinya masalah kesehatan, seperti prediabetes.

Perawatan yang paling penting untuk atasi masalah ini adalah dengan mengatasi kondisi penyebabnya.

Bercak kulit ini cenderung menghilang setelah berhasil diobati akar masalahnya.

Lalu, bagaimana cara leher hitam menjadi salah satu gejala diabetes?

Sejauh ini, hal ini diketahui akibat adanya resistensi insulin.

Saat seseorang mengalami kadar insulin yang tinggi secara kronis, tubuh dapat mengembangkan area hiperpigmentasi pada leher, terutama di belakang leher.

Maka dari itu, leher terlihat lebih hitam dibandingkan bagian kulit lainnya.

Pengobatan dan Pencegahan Leher Hitam yang Bisa Dilakukan

Masalah kulit yang merupakan gejala diabetes ini juga bisa disebabkan oleh kelebihan berat badan.

Maka dari itu, perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat tentu perlu dilakukan. 

Saat seseorang yang mengidap diabetes alami penurunan berat badan atau kadar gula darahnya normal, kulit yang terkena acanthosis nigricans ini akhirnya bisa menjadi normal kembali.

Jika masih tidak hilang juga saat diabetes sudah teratasi, dokter bisa jadi meresepkan obat-obatan untuk menghilangkannya.

Ahli medis dapat meresepkan retinoid topikal dan oral, guna menghilangkan perubahan warna pada kulit ini.

Bahkan, pengelupasan kimia juga bisa dilakukan untuk mengatasinya.

Lalu, untuk pencegahannya terbilang relatif mudah untuk dilakukan.

Hal yang paling baik untuk dilakukan adalah mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan menjaga berat badan tetap ideal.

Penyebab utama dari kondisi ini adalah obesitas yang berkembang menjadi diabetes.

Maka dari itu, langkah pencegahan agar tidak terserang penyakit tersebut perlu dilakukan.

Sehingga, tidak ada kulit pada tubuh yang menghitam secara tidak normal.

Itulah pembahasan leher hitam yang dapat menjadi salah satu gejala dari diabetes.

Jika kamu alami masalah ini, ada baiknya segera memeriksakan kesehatan diri, terutama dari kondisi diabetes.

Semakin cepat kondisi ini didiagnosis, pencegahan terjadinya masalah yang serius semakin kecil.

Sumber: halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.