Informasi Kesehatan

Mengenal Tindakan Rasis, dan Dampaknya pada Kesehatan Mental

Gambar_Orang_Lagi_Sedih_(Termasuk_Muka,_Wajah,_Mata_Wanita,_dan_ekspresi)_17.jpg

Catat, Ini Dampak Konsumsi Ekstasi yang Mengancam Generasi Muda

“Penggunaan obat inex atau jenis ekstasi lainnya telah…

7 Cara Menenangkan Hati dan Pikiran saat Bad Mood

“Ada beberapa cara menenangkan hati dan pikiran saat…

Apakah Bermain Video Game Berdampak Negatif pada Anak ADHD?

Anak Bunda menderita ADHD, terlihat begitu tertarik dan juga fokus saat…

“Rasisme adalah tindakan merasa diri, etnis, atau kelompok tertentu lebih tinggi derajatnya ketimbang yang lain. Tindakan ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental terhadap minoritas, mulai dari depresi hingga terganggunya keseimbangan kualitas hidup.”

 Rasisme adalah suatu bentuk prasangka yang berasumsi bahwa suatu ras (ras diri sendiri) mempunyai ciri khas tertentu (yang paling unggul), sehingga menganggap kelompok ras lain lebih rendah.

Rasisme sendiri mengacu pada penindasan sistemik terhadap kelompok ras tertentu, dan hal ini dapat terwujud dalam beberapa cara. Dalam beberapa kasus, tindakan rasisme berisiko mengarah pada kekerasan. 

Pertanyaannya, apa saja penyebab dan dampak rasisme bagi kesehatan mental?

Penyebab Rasisme 

Rasisme adalah praktik diskriminasi terhadap orang berdasarkan ras atau latar belakang etnisnya. Sedangkan rasis adalah orang yang melakukan tindakan rasisme. Menurut Human Rights Careers ada beberapa penyebab rasisme, di antaranya adalah:

1. Keserakahan dan kepentingan pribadi

Banyak akademis percaya bahwa keyakinan rasis dikembangkan untuk membenarkan kepentingan pribadi. Contohnya, tindakan yang dilakukan investor Eropa pada zaman dulu terhadap masyarakat melalui perdagangan budak Transatlantik. Tujuannya, untuk mendukung industri tembakau, gula, dan kapas secara besar-besaran di Amerika. 

2. Representasi media

Cara media mewakili orang-orang dari berbagai ras dalam buku, TV, film, dan musik, berdampak besar pada cara masyarakat memandang suatu ras. Disadari atau tidak, media juga membentuk budaya dan menanamkan keyakinan rasis pada generasi muda dan mereka yang baru mengenal suatu negara.

3. Rasisme ilmiah

Pada tahun 1776, ilmuwan Jerman Johann Fredrich Blumenbach mengklasifikasikan manusia menjadi lima kelompok, menempatkan “Kaukasia” atau “ras kulit putih” di urutan teratas. Pada pertengahan tahun 1800-an, Samuel George Morton mengemukakan bahwa ukuran otak berhubungan dengan kecerdasan. 

Dia menyimpulkan bahwa orang kulit putih memiliki tengkorak yang lebih besar dan karena itu lebih unggul secara intelektual.  Rasisme ilmiah semakin kuat seiring berjalannya waktu. 

Dampak Rasisme pada Kesehatan Mental

Rasis tidak hanya memicu ketidakberdayaan dan kebencian, lebih jauh dari itu ada dampak jangka panjangnya, seperti:

1. Stres Psikologis yang berkepanjangan

Rasisme dapat menyebabkan stres berkepanjangan pada individu yang menjadi sasaran diskriminasi atau bias rasial. Perasaan takut, cemas, dan marah yang berkelanjutan dapat mengganggu keseimbangan mental dan emosional seseorang.

Menurut jurnal ilmiah berjudul The Mental Health Impact of COVID-19 Racial and Ethnic Discrimination Against Asian American and Pacific Islanders yang dipublikasikan di Frontiers Media, diskriminasi ras/etnis terkait COVID-19 dikaitkan dengan peluang lebih besar untuk mengalami depresi sedang atau berat, kecemasan sedang hingga berat. 

Rasisme terhadap warga Asia-Amerika Kepulauan Pasifik (AAPI) bukanlah fenomena baru di Amerika Serikat. Namun, laporan mengenai diskriminasi dan kejahatan rasial terhadap komunitas ini semakin meningkat selama pandemi COVID-19. 

Sekitar 40 persen orang dewasa Amerika keturunan Asia melaporkan bahwa orang lain tampak merasa tidak nyaman berada di dekat mereka sejak awal pandemi. Dan ini menyebabkan kecemasan, depresi, dan merasa diri tidak berharga.

Mengetahui dampaknya seriusnya, orang tua perlu tahu Cara Menjelaskan Perbuatan Rasisme pada Anak.

2. Penurunan kesejahteraan emosional

Orang yang sering mengalami rasisme mungkin mengalami penurunan kesejahteraan emosional. Mereka dapat merasa terisolasi, tidak dihargai, dan bahkan meragukan harga diri mereka sendiri. Hal ini dapat berdampak pada depresi, kecemasan, dan gangguan suasana hati. 

3. Risiko gangguan mental 

Rasisme dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan gangguan kesehatan mental, seperti PTSD (Post Traumatic Stress Disorder), kecanduan, dan gangguan makan. Ini disebabkan oleh beban stres kronis dan ketidaksetaraan yang dialami oleh orang yang menjadi sasaran rasisme.

4. Tantangan dalam akses ke perawatan kesehatan mental

Orang yang mengalami rasisme juga dapat menghadapi tantangan dalam mengakses perawatan kesehatan mental yang tepat. Stigma sosial, keterbatasan akses, dan kurangnya pemahaman tentang pengalaman mereka oleh profesional kesehatan mental, dapat menghambat pencarian bantuan sehingga memperparah kondisi kesehatannya.

5. Dampak pada kualitas hidup secara keseluruhan

Dampak rasisme pada kesehatan mental tidak hanya bersifat pribadi, tetapi juga memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan. Rasisme membatasi peluang dan hak individu untuk mencapai potensi mereka dan hidup dengan damai, bahagia, dan seimbang.

Penting untuk menyadari bahwa rasisme adalah masalah kesehatan mental yang serius. Dalam upaya mendorong kesehatan mental yang sehat dan inklusif, penting bagi masyarakat untuk berkomitmen pada penghapusan rasisme dan memastikan bahwa setiap orang merasa didengar, dihargai, dan aman.

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.