“Stunting adalah masalah yang dapat memengaruhi kecerdasan kognitif dan motorik Si Kecil. Gangguan tersebut bisa dicegah sejak trimester awal kehamilan dengan mengonsumsi asam folat dan protein, kalsium, protein, zat besi, vitamin D.”
Stunting menjadi masalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat terjadi akibat gizi buruk. Definisinya merujuk pada rendahnya tinggi badan anak dibanding anak seusianya.
Stunting bisa terjadi di awal kehidupan Si Kecil, terutama pada 1.000 hari pertama pembuahan hingga usianya menginjak 2 tahun. Masalah ini berisiko memberikan berbagai dampak, salah satunya kemampuan kognitif rendah.
Nah, langkah pencegahannya dapat dilakukan sejak dini, mulai dari masa kehamilan dengan mengonsumsi makanan bergizi. Ibu bisa melihat beberapa rekomendasi makanannya di bawah ini!
Stunting menjadi masalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat terjadi akibat gizi buruk. Definisinya merujuk pada rendahnya tinggi badan anak dibanding anak seusianya.
Stunting bisa terjadi di awal kehidupan Si Kecil, terutama pada 1.000 hari pertama pembuahan hingga usianya menginjak 2 tahun. Masalah ini berisiko memberikan berbagai dampak, salah satunya kemampuan kognitif rendah.
Nah, langkah pencegahannya dapat dilakukan sejak dini, mulai dari masa kehamilan dengan mengonsumsi makanan bergizi. Ibu bisa melihat beberapa rekomendasi makanannya di bawah ini!
Makanan bergizi tidak melulu berasal dari makanan mahal yang diimpor dari luar negeri. Melansir dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, di bawah ini daftar nutrisi dan jenis makanan pencegah stunting:
Ibu bisa mendapatkan asupan asam folat dan protein melalui kacang-kacangan, hati ayam, dan sayuran berdaun hijau. Rekomendasi asupannya sebanyak 600-800 mikrogram per hari
Ibu bisa mendapatkan asupan kalsium dari ikan-ikanan dan susu. Jumlahnya sebanyak 1.000 miligram per hari yang terbagi menjadi 2 dosis penggunaan. Selain ikan dan susu, sumber kalsium lainnya berasal dari sayuran hijau.
Konsultasikan dengan dokter untuk memastikan kebutuhan kalsium harian dan dosis yang sesuai dengan kebutuhan. Jangan lupa juga memilih sumber makanan atau suplemen yang tepat.
Makanan bergizi pencegah stunting selanjutnya harus mengandung protein. Protein penting untuk pertumbuhan dan perkembangan sel tubuh, termasuk otot, tulang, serta organ tubuh Si Kecil.
Pilih sumber protein seimbang, seperti daging, ikan, telur, kacang-kacangan, dan produk susu. Asupan yang cukup dapat membantu memastikan anak mendapatkan nutrisi esensial agar bisa tumbuh secara optimal.
Mendapatkan asupan zat besi yang cukup menjadi salah satu cara mencegah stunting pada Si Kecil. Zat ini bekerja dengan pembentukan sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan. Ibu bisa mendapatkan asupannya dari daging merah tanpa lemak, unggas, ikan, sayuran, dan kacang-kacangan.
Vitamin D berguna untuk membangun dan mendukung pertumbuhan tulang serta gigi yang kuat. Jumlah rekomendasi asupannya sebanyak 600 unit internasional (UI) setiap harinya.
Ibu bisa mendapatkan asupan vitamin D dari beberapa jenis makanan. Di antaranya ikan salmon, susu, dan jeruk. Pastikan untuk memasak ikan sampai benar-benar matang untuk mencegah paparan bakteri pada ikan mentah.
Itulah beberapa jenis makanan bergizi yang efektif membantu mencegah stunting. Jangan lupa untuk memenuhi asupannya sejak dalam kandungan untuk kelangsungan hidup Si Kecil sampai ia lahir nanti.
Pastikan juga untuk memeriksakan diri secara rutin guna memantau perkembangan dan pertumbuhannya. Cara ini juga dapat mendeteksi masalah sedini mungkin dan menanganinya untuk menurunkan risiko komplikasi gangguan.
Sumber : Halodoc . . com
Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.