Informasi Kesehatan

Apakah Pakai Kondom Bisa Hamil? Ini Jawabannya

62cda82f9be85.jpg

Varian Kondom Terbaik untuk Seks Aman dan Memuaskan

Kondom mengurangi kenikmatan bercinta itu cuma mitos. Kini…

Ini Langkah Mencegah Kehamilan setelah Berhubungan Seks

“Ada beberapa cara mencegah kehamilan setelah berhubungan 1…

5 Bahaya Onani yang Dilakukan Secara Berlebih pada Pria

“Terdapat beberapa bahaya onani yang mengintai jika dilakukan…

Apakah pakai kondom bisa hamil? Mungkin ini menjadi pertanyaan yang kerap ditanyakan oleh pasangan yang belum merencanakan kehamilan. Meskipun kondom dianggap sebagai salah satu alat kontrasepsi yang efektif, masih banyak yang meragukan efektivitasnya maupun salah memahami cara kerja alat kontrasepsi satu ini.

Kondom merupakan salah satu alat kontrasepsi yang cukup efektif untuk mencegah kehamilan. Bahkan, kondom merupakan satu-satunya alat kontrasepsi yang ampuh mencegah penularan penyakit seksual, seperti HIV dan herpes. Alat kontrasepsi ini terbuat dari bahan lateks tips yang dipasang pada alat kelamin pria sebelum melakukan hubungan seksual.

Meski disebut-sebut efektif mencegah kehamilan, beberapa pasangan mungkin masih mempertanyakan apakah pakai kondom bisa hamil. Pertanyaan ini pun didukung dengan beberapa kasus kehamilan yang terjadi setelah berhubungan seksual dengan menggunakan kondom.

Apakah Pakai Kondom Bisa Hamil?

Jika digunakan dengan benar, penggunaan kondom dapat mencegah kehamilan hingga 97%. Selain karena efektivitasnya, tidak sedikit pasangan yang menggunakan kondom sebagai alat mencegah kehamilan karena kontrasepsi ini tidak memengaruhi kadar hormon wanita.

Kondom juga lebih praktis karena hanya sekali pakai. Selain itu, kondom tersedia dalam beragam ukuran, tingkat ketipisan, serta variasi produk yang bisa menambah kenikmatan bercinta, seperti kondom rasa atau kondom bergerigi.

Meski begitu, efektivitas kondom bisa menurun menjadi 86% bila penggunaannya kurang tepat. Penggunaan kondom yang ukurannya lebih kecil dari ukuran penis dapat menyebabkan kondom bocor atau sobek sehingga meningkatkan risiko terjadinya pembuahan dan kehamilan.

Jika pria menggunakan kondom yang terlalu longgar atau lebih besar dari ukuran penis, kondom bisa tertinggal di vagina. Hal ini pun dapat meningkatkan risiko terjadinya kehamilan.

Jadi, jawaban dari pertanyaan apakah pakai kondom bisa hamil adalah bisa jika kondom digunakan dengan cara yang salah. Risiko terjadinya kehamilan juga bisa lebih tinggi apabila penggunaan kondom tidak dibarengi dengan penggunaan alat kontrasepsi lainnya, seperti pil KB, IUD, atau KB implan.

Tips Menggunakan Kondom dengan Tepat

Setelah mengetahui jawaban dari pertanyaan apakah pakai kondom bisa hamil, kini Anda perlu lebih cermat saat membeli dan menggunakan kondom supaya kehamilan dapat dicegah. Berikut ini adalah tips yang bisa Anda lakukan saat menggunakan kondom:

  • Ketahui dan belilah kondom dengan ukuran yang pas untuk Anda
  • Gunakan kondom dengan cara yang tepat, yaitu pasangkan kondom saat penis sedang ereksi dan pastikan kondom menutupi seluruh penis. Jepit ujung kondom guna mencegah udara masuk saat kondom digunakan.
  • Berhati-hatilah saat melepas kondom agar air mani tidak tumpah. Gunakan kondom yang baru jika telah ejakulasi, tetapi masih ingin melanjutkan hubungan seksual.
  • Perhatikan tanggal kedaluwarsa karena kondom yang telah melewati expired date lebih rentan rusak.

Kesimpulannya, tidak ada yang dapat memastikan apakah pakai kondom bisa hamil atau tidak. Yang pasti, penggunaan kondom yang tepat akan memperkecil peluang terjadinya kehamilan.

Jika belum berencana memiliki momongan, Anda dan pasangan dapat berkonsultasi dengan dokter terkait alat kontrasepsi lain yang sesuai untuk mendukung program pencegahan kehamilan.

sumber: ALODOKTER.com

Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna