“Pembekuan darah dapat terjadi karena gumpalan darah yang tidak larut secara alami atau adanya cedera pada bagian pembuluh darah. Kondisi ini bisa dipicu oleh gaya hidup atau kondisi medis tertentu.”
Pembekuan darah merupakan proses penting yang mencegah tubuh dari pendarahan berlebih. Proses ini sangat membantu ketika kamu terluka atau mengalami kecelakaan.
Namun, terkadang ada kesalahan dalam proses pembekuan darah, yang bisa disebabkan karena kondisi medis tertentu. Ketika hal ini terjadi, pembekuan darah dapat menyebabkan gejala dan memiliki kemungkinan untuk mengancam jiwa.
Pembekuan atau gumpalan darah terjadi ketika trombosit dan protein bekerja sama untuk menghentikan pendarahan dengan membentuk gumpalan di atas luka.
Biasanya, tubuh secara alami akan melarutkan bekuan darah setelah luka sembuh. Namun, pembekuan darah terkadang tidak larut secara alami atau terbentuk di bagian dalam pembuluh tanpa disebabkan cedera yang jelas.
Situasi ini bisa berbahaya dan memerlukan diagnosis dan perawatan yang tepat. Pembekuan darah dapat terjadi pada pembuluh vena atau arteri. Pembekuan abnormal yang terbentuk di arteri bisa mencegah oksigen masuk ke jantung, paru-paru, dan otak.
Nah, kondisi di atas dapat menyebabkan keadaan darurat yang mengancam jiwa seperti serangan jantung atau stroke. Sementara itu, jika gumpalan darah terbentuk di vena, akibatnya membatasi kembalinya darah ke jantung dan menyebabkan rasa sakit, serta bengkak saat darah berkumpul di belakang gumpalan.
Pembekuan darah terbentuk ketika bagian tertentu dari darah menebal, lalu membentuk massa setengah padat. Proses ini dipicu oleh cedera atau terkadang terjadi di dalam pembuluh darah tanpa disertai cedera yang jelas. Setelah gumpalan terbentuk, mereka dapat berpindah ke bagian tubuh lain dan menyebabkan kerusakan.
Kondisi medis tertentu juga dapat menyebabkan dan meningkatkan risiko pembekuan darah, berikut beberapa di antaranya:
Selain itu, pembekuan darah juga bisa dipengaruhi karena situasi atau gaya hidup tertentu, yaitu:
Lantas, apakah kondisi ini benar-benar mematikan? Jawabannya ya, pembekuan darah dapat menyebabkan kematian. Penyakit trombosis vena dalam atau DVT merupakan penyakit yang disebabkan akibat gumpalan pada pembuluh darah vena.
Kematian akibat kasus ini dapat terjadi ketika pembekuan darah berpindah ke paru-paru, yang disebut dengan emboli paru. Sekitar 25 persen pengidap emboli paru akan meninggal mendadak, dan sayangnya peristiwa ini akan menjadi satu-satunya gejala. Sementara itu, sekitar 23 persen lainnya akan meninggal dalam waktu tiga bulan setelah diagnosis.
Meskipun termasuk dalam kondisi berbahaya, tetapi pembekuan darah sebenarnya sangat bisa dicegah. Misalnya dengan menerapkan gaya hidup sehat. Hal ini meliputi rajin berolahraga, mengontrol berat badan, dan berhenti merokok, dapat mengurangi risiko pembekuan darah secara signifikan.
Selain itu, kontrol juga faktor risikonya. Jika kamu memiliki penyakit genetik atau kondisi medis tertentu, konsultasikanlah dengan dokter untuk mencegah komplikasi yang dapat berujung pada pembekuan darah.
sumber: Halodoc . com
Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna