Meniup makanan panas sering dilakukan karena khawatir lidah “terbakar” jika langsung mengonsumsi makanan panas. Namun, di sisi lain ada juga yang menganggap meniup makanan panas bisa berbahaya bagi kesehatan. Supaya nggak bingung, simak fakta meniup makanan panas ini dulu yuk !
Beberapa orang mungkin lebih tahan dengan makanan panas dan jauh merasa lebih nikmat mengonsumsinya secara langsung tanpa harus ditiup. Namun, ada juga lidah dan mulut yang langsung terasa terbakar jika mengonsumsi makanan panas tanpa ditiup atau izin terlebih dahulu.
Salah satu bahaya menutup makanan panas bagi kesehatan sebenarnya terkait dengan risiko perpindahan kuman dari mulut peniup ke orang yang mengonsumsi makanan yang ditiup. Anggapan ini tidak sepenuhnya salah, kok
Sebetulnya, meniup makanan panas boleh-boleh saja dilakukan, asalkan makanannya memang untuk dimakan sendiri. Malahan, meniup makanan panas hingga dingin dapat mencegah risiko terjadinya luka bakar yang bisa berujung pada luka sariawan.
Kamu pasti tidak ingin nikmatnya makan seblak atau bakso menjadi terganggu karena lidah terbakar kan ?
Lidah terbakar tak hanya membuat Anda sulit mengunyah makanan, tetapi juga meningkatkan selera makan. Soalnya, mengonsumsi makanan bersuhu tinggi dapat merusak papila, yaitu tonjolan pada permukaan lidah yang membantu lidah mengenali berbagai rasa.
Bila papila rusak, kamu akan lebih sulit mengenali berbagai rasa makanan, entah itu asam, asin, pahit, atau asin. Jika sudah begini, makanan apa pun akan terasa hambar dan membuat selera makan menurun.
Namun, meniup makanan panas tidak disarankan jika makanan tersebut akan diberikan kepada orang lain. Hal ini karena tidak menutup kemungkinan air liur jatuh ke makanan saat proses meniup, sehingga jika kamu sedang sakit, bakteri atau virus juga ikut berpindah ke makanan.
Dengan begitu, risiko penularan penyakit akan semakin tinggi, apalagi jika kamu sedang sakit saat meniup makanan panas. Penyakit yang terjadi muncul akibat meniup dan berbagi makanan ini beragam, mulai dari pilek, flu, hingga hepatitis B dan hepatitis C.
Jadi, sebaiknya hindari meniup makanan panas untuk orang lain ya. Jika ingin mendinginkan makanan panas untuk diberikan kepada orang lain, Anda dapat mencoba cara lain yang lebih aman, seperti sering mengaduk makanan atau membagi makanan menjadi porsi lebih kecil.
Meski menutup makanan panas untuk dimakan sendiri tidak berbahaya, Anda tetap perlu berhati-hati saat melakukannya. Jangan menutup makanan yang baru matang atau mendidih, karena paparan uap panas yang mengenai wajah, mata, dan selaput lendir di mulut, hidung, atau tenggorokan dapat menyebabkan luka bakar.
Uap panas yang terhirup juga bisa menyebabkan gangguan pernapasan, seperti sesak napas, batuk, mengi, atau kesulitan menelan. Dengar, tunggu sebentar hingga makanan terasa hangat, barulah ditiup dan dinikmati.
Ingin membuat makanan cepat dingin tanpa harus ditiup? Banyak cara yang bisa kamu lakukan kok , di antaranya:
Cara mendinginkan makanan ini tentunya lebih aman dan sehat, terutama jika kamu ingin menyuapi anak atau berbagi makanan dengan keluarga dan teman.
Sedikit tips, kamu juga bisa meletakkan mangkuk makanan panas di atas wadah berisi es batu atau udara dingin. Cara ini lebih efektif untuk mendinginkan makanan dan tidak perlu menunggu lama hingga makanan tersebut dapat dinikmati.
Bagaimanapun cara mendinginkan makanan, baik ditiup untuk dimakan sendiri atau memotongnya menjadi bagian yang lebih kecil, itu tidak menjadi masalah. Yang penting, makanan sudah dalam kondisi hangat atau dingin saat dinikmati.
Pasalnya, sering mengonsumsi makanan bersuhu tinggi justru berbahaya bagi kesehatan. Bukan hanya menyebabkan lidah terbakar, sering makan makanan panas juga berpotensi mengiritasi lapisan kerongkongan. Jika terjadi berulang kali, kondisi ini bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker esofagus.
Sumber: alodokter. com
Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.