Informasi Kesehatan

7 Pantangan Ibu Melahirkan sebelum 40 Hari

20180919192543.647-698352409_.png

Ini Cara Mengetahui Masa Tidak Subur Wanita untuk Cegah Kehamilan

“Salah satu metode untuk mencegah kehamilan yang bisa…

Seputar Vaksin COVID-19 Untuk Ibu Hamil dan Ibu Menyusui

Vaksinasi COVID-19 sudah mulai dilakukan di Indonesia. Namun,…

Sakit Perut pada Ibu Hamil? 5 Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya

“Sakit perut pada ibu hamil dapat disebabkan oleh…

Pantangan ibu melahirkan sebelum 40 hari tidak hanya berhubungan seks, tetapi juga mengenai pola makan, aktivitas fisik dan olahraga, asupan kafein dan alkohol, serta penggunaan tampon. Patuh dalam menjalani pantangan tersebut bisa melindungi ibu dan bayi dari berbagai masalah kesehatan.

Penting untuk mengetahui berbagai pantangan ibu melahirkan sebelum 40 hari. Tujuannya tidak hanya demi menjaga kelancaran produksi ASI, tetapi juga mencegah risiko infeksi bagi ibu dan gangguan perkembangan bagi bayi.

Berbagai Pantangan Ibu Melahirkan sebelum 40 Hari

Ada beberapa pantangan ibu melahirkan sebelum 40 hari. Berikut ini adalah pantangan yang sebaiknya dijauhi:

1. Berhubungan seks

Salah satu pantangan ibu melahirkan sebelum 40 hari adalah berhubungan seks. Apa pun metode persalinan yang dijalani, baik normal maupun caesar, sebaiknya hindari berhubungan seks hingga sekitar 4–6 minggu setelah melahirkan. Durasi ini bisa lebih lama bagi ibu yang mengalami infeksi pada robekan vagina.

Menunda berhubungan seks bisa memberi waktu bagi tubuh ibu untuk pulih dan mencegah terjadinya komplikasi setelah melahirkan.

2. Menjalani diet ketat

Diet ketat menjadi pantangan ibu melahirkan sebelum 40 hari, terutama bagi ibu yang menyusui. Para ahli menyarankan bahwa ibu menyusui sebaiknya menunggu hingga minimal 2 bulan sebelum menjalani diet untuk menurunkan berat badan. Diet pun nantinya harus dilakukan secara perlahan dan bertahap.

Terlalu dini mulai diet bisa memperlambat pemulihan tubuh ibu setelah melahirkan dan membuat ibu rentan mengalami kelelahan kronis saat merawat bayinya yang baru lahir. Selain itu, diet ketat dengan membatasi asupan kalori secara drastis menyebabkan penurunan produksi ASI, padahal bayi butuh nutrisi yang cukup dari ASI.

Faktanya, berat badan wanita rata-rata akan turun secara alami sekitar 6 kilogram setelah melahirkan. Bagi ibu menyusui, tetap penuhi asupan kalori minimal 2.000–2.500 sehari untuk memberi nutrisi pada diri sendiri dan bayi. Jika sudah waktunya untuk diet, mulailah dengan mengurangi 500 kalori sehari, baik dengan mengatur pola makan maupun berolahraga.

3. Melakukan aktivitas atau olahraga berat

Menjalani aktivitas fisik atau olahraga berat juga menjadi pantangan ibu melahirkan sebelum 40 hari. Namun, bukan berarti ibu setelah melahirkan tidak boleh melakukan aktivitas apa pun. Kuncinya adalah hindari aktivitas yang melelahkan dan membebani, misalnya membawa barang-barang berat.

Setelah melahirkan, banyak ibu yang mungkin ingin langsung berolahraga untuk mengecilkan perut dan mengembalikan bentuk tubuh seperti semula. Nah, perlu diingat, rahim perlu waktu sekitar 6–8 minggu untuk menyusut kembali ke ukuran normal setelah melahirkan. Selama waktu tersebut, sebaiknya lakukanlah aktivitas dan olahraga yang ringan.

Contoh olahraga ringan yang paling cocok setelah beberapa hari melahirkan adalah jalan kaki. Berjalan kaki bisa membantu mencegah pembekuan darah dan meningkatkan kualitas tidur setelah melahirkan. Selain itu, berolahraga ringan secara rutin juga bisa mengatasi depresi pascapersalinan yang rentan terjadi.

4. Mengonsumsi alkohol dan kafein

Konsumsi alkohol dan kafein juga perlu dibatasi setelah melahirkan, terutama sebelum 40 hari. Pasalnya, alkohol bisa masuk ke dalam tubuh bayi melalui ASI dan membahayakan kesehatannya. Kadar aman konsumsi alkohol bagi ibu menyusui adalah 1 gelas kecil untuk 1 kali dalam seminggu.

Hal yang terpenting adalah ibu menyusui tidak boleh sampai mabuk. Jika mabuk, jangan menyusui bayi dan tunggulah sampai efek alkohol telah hilang dari tubuh ibu.

Untuk asupan kafein, misalnya dari kopi, teh, coklat, dan minuman energi, sebaiknya tidak lebih dari 3 cangkir atau 300 miligram sehari. Konsumsi lebih dari 3 cangkir kafein menjadi pantangan ibu melahirkan sebelum 40 hari karena bisa mengganggu waktu tidur ibu dan menyebabkan bayi menjadi lebih rewel.

5. Mengonsumsi jenis ikan tertentu

Ikan adalah salah satu asupan yang bisa melengkapi kebutuhan nutrisi tubuh, terutama protein dan asam lemak omega-3. Nutrisi ini sangat penting bagi tumbuh kembang bayi. Namun, sebaiknya batasilah konsumsi ikan maksimal 2 porsi makan dalam seminggu dan pilihlah ikan yang memiliki kadar merkuri rendah, seperti salmon, lele, dan kembung.

Selain itu, konsumsi ikan tinggi merkuri yang bisa mengganggu perkembangan otak bayi, contohnya ikan todak, marlin, tuna mata besar, dan makere, juga menjadi pantangan ibu melahirkan sebelum 40 haril.

6. Makanan yang mengandung alergen

Setelah melahirkan, ibu menyusui juga perlu memerhatikan makanan yang mengandung alergen. Pasalnya, setiap zat dari apa pun yang ibu makan akan melewati ASI dan masuk ke dalam sistem pencernaan bayi. Ada beberapa bayi yang perutnya lebih sensitif terhadap makanan tertentu, seperti:

  • Susu dan produknya
  • Kedelai
  • Telur
  • Kacang tanah
  • Jeruk
  • Ikan atau makanan laut lain, misalnya udang

Tanda bayi alergi makanan bisa beragam, mulai dari diare, perut kembung, sering menangis, tinja berdarah atau berlendir, muncul ruam kulit, gumoh atau muntah, pilek, batuk, hingga kesulitan tidur.

7. Menggunakan menstrual cup atau tampon

Penggunaan menstrual cup atau tampon juga termasuk pantangan ibu melahirkan sebelum 40 hari. Menstrual cup atau tampon baru boleh digunakan minimal 6 minggu setelah melahirkan.

Alasannya karena ibu setelah melahirkan masih mengalami luka pada area rahim, atau mungkin juga terdapat robekan di dalam atau sekitar vagina.

Nah, penggunaan tampon atau menstrual cup sebelum luka tersebut sembuh bisa meningkatkan risiko terjadinya infeksi. Alih-alih menstrual cup atau tampon, sebaiknya gunakanlah pembalut selama masa nifas.

Sumber: alodokter. com

Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.