Informasi Kesehatan

Tanda-Tanda dan Penyebab Self-Harm pada Remaja

6344eace73ee8-ilustrasi-depresi-stres_1265_711.jpg

Trauma Masa Kecil Berpengaruh pada Kesehatan Mental

“Peristiwa traumatis dapat memengaruhi perkembangan otak anak yang…

Mengidap Banyak Gangguan Mental, Ini Cara Menghadapi Multiple Mental Health Issues

“Memiliki beberapa kondisi mental sekaligus (komorbiditas) adalah hal…

Waspada, Ini Bahaya Self Diagnosis Kondisi Kesehatan Mental

“Self diagnosis adalah perilaku saat seseorang mencoba menentukan…

“Tindakan self-harm pada remaja memerlukan perhatian serius karena dapat berujung pada tindakan bunuh diri. Kamu bisa menghubungi psikiater di Halodoc apabila orang terdekatmu memiliki tanda-tanda melakukan self-harm.”

Self-harm adalah perilaku melukai diri sendiri secara sengaja. Tindakannya bisa berupa menyayat, memukul, memotong, membakar diri atau tindakan fisik lain untuk merusak tubuh.

Remaja termasuk kelompok individu yang rentan melakukan self-harm. Pada umumnya, tindakan ini menandakan adanya gangguan kesehatan mental. Sebab, self-harm memang erat kaitannya dengan masalah kesehatan mental. 

Tanda-Tanda Self Harm pada Remaja

Self-harm pada remaja adalah tindakan yang serius dan memerlukan perhatian orang tua. Pasalnya, jika dibiarkan, tindakan ini bisa lebih parah bahkan bukan tidak mungkin mengarah ke tindakan bunuh diri. 

Berikut adalah beberapa tanda-tanda yang dapat menunjukkan bahwa seseorang mungkin melakukan self-harm:

1. Memiliki luka-luka fisik

Goresan, luka bakar, atau memar yang muncul secara tiba-tiba dan tidak memiliki penjelasan yang masuk akal bisa menjadi tanda adanya self-harm. Luka-luka ini mungkin terjadi secara berulang kali.

Biasanya, luka ditemukan di area tubuh yang mudah disembunyikan, seperti lengan, perut, atau paha.

2. Selalu mengenakan pakaian panjang untuk menutupi luka

Remaja yang melakukan self-harm mungkin akan mengenakan pakaian panjang atau lengan panjang bahkan di cuaca panas.

Hal ini dilakukan untuk menyembunyikan luka-luka tersebut dari pandangan orang lain.

3. Menghabiskan waktu lama di kamar mandi atau kamar tidur

Anak yang melakukan self-harm mungkin akan menghabiskan waktu di kamar mandi atau kamar tidur dalam waktu yang lebih lama tanpa alasan yang jelas.

Hal ini mungkin dilakukan untuk melakukan tindakan self-harm tanpa diketahui orang lain.

4. Menyimpan benda tajam

Tanda lain yang perlu orang tua waspadai adalah menyimpan atau mengoleksi benda tajam, seperti pisau atau gunting, yang tidak lazim.

Benda-benda ini digunakan untuk melakukan tindakan self-harm.

Kemungkinan, benda-benda ini juga disimpan di tempat-tempat yang tak terjangkau oleh pandangan. Jadi, orang tua harus lebih cermat dalam hal ini. 

5. Perubahan perilaku atau suasana hati yang tiba-tiba

Perubahan perilaku yang tiba-tiba, seperti menjadi lebih tertutup, marah, atau sedih, tanpa alasan yang jelas, bisa menjadi tanda adanya self-harm

Remaja yang melakukan self-harm mungkin juga akan menunjukkan gejala depresi atau kecemasan.

Hati-Hati, Suka Menyakiti Diri Sendiri Ganggu Kesehatan Mental jika terus menerus dilakukan. 

6. Menghindari situasi atau percakapan tertentu

Seseorang yang melakukan self-harm mungkin akan menghindari situasi atau percakapan tertentu yang berpotensi mengungkapkan perilaku self-harm dirinya.

Mereka umumnya berusaha menyembunyikan tindakan self-harm mereka dari orang lain.

Penyebab Self Harm pada Remaja

Self-harm pada remaja dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang kompleks. Beberapa faktor yang mungkin berperan dalam terjadinya self-harm pada remaja, antara lain:

1. Masalah kesehatan mental 

Remaja yang mengalami masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, gangguan makan, atau gangguan kepribadian, mungkin lebih rentan untuk melakukan self-harm

Mereka mungkin menggunakan self-harm sebagai cara untuk mengatasi atau mengurangi gejala gangguan mental yang mereka alami.

2. Stres dan tekanan

Remaja seringkali menghadapi tekanan dari berbagai aspek kehidupan, seperti tekanan akademis dari sekolah, konflik dalam keluarga, atau tekanan dari teman sebaya. 

Tekanan ini dapat menyebabkan remaja merasa tidak mampu mengatasi emosi mereka, sehingga melakukan self-harm sebagai cara untuk melepaskan tekanan dan mengatasi perasaan tidak mampu tersebut.

3. Merasa terisolasi atau tidak diterima

Remaja yang merasa terisolasi atau tidak diterima oleh keluarga, teman sebaya, atau lingkungan sosialnya.

Mereka kemungkinan melakukan self-harm sebagai cara untuk mengatasi perasaan tersebut. 

Anak mungkin merasa bahwa self-harm adalah satu-satunya cara untuk meredakan perasaan kesepian atau perasaan tidak dihargai.

4. Kurangnya keterampilan mengatasi masalah

Tak sedikit remaja tidak memiliki keterampilan untuk mengatasi masalah atau konflik dengan baik.

Mereka mungkin tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan atau mengelola emosi dengan cara yang sehat.

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.