Informasi Kesehatan

Kecanduan Media Sosial Dapat Sebabkan Insomnia

yfzhtkyocido97eyafzm.jpg

Ketahui Manfaat Membaca untuk Kesehatan Fisik dan Mental

Manfaat membaca buku tidak hanya untuk menambah wawasan…

Trauma Masa Kecil Berpengaruh pada Kesehatan Mental

“Peristiwa traumatis dapat memengaruhi perkembangan otak anak yang…

Self Harm

Apa Itu Self Harm?  Self harm, atau yang…

“Akses media sosial dalam waktu yang tak terbatas dapat menyebabkan kecanduan media sosial. Tidak hanya itu, kebiasaan buruk ini juga bisa menyebabkan kamu mengalami sulit tidur atau insomnia.”

Berada pada era digital dan serba canggih seperti sekarang ini, media sosial menjadi hal yang tidak asing lagi. Sebagian besar orang menggunakan aplikasi media sosial untuk melakukan banyak hal. Sayangnya, jika tidak membatasi penggunaannya, kamu akan berisiko mengalami kecanduan media sosial. 

Bahkan, studi dalam International Journal of Environment Research and Public Health menyebutkan, bermain sosial media bisa mengakibatkan berbagai efek negatif untuk kesehatan tubuh, baik secara fisik maupun mental. 

Mereka yang berinteraksi dengan ponsel pintar untuk mengakses media sosial dalam waktu lama juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami sulit tidur atau insomnia. Yuk, simak hubungan antara kecanduan media sosial dengan insomnia pada ulasan di bawah ini!

Kaitan antara Ketagihan Media Sosial dan Insomnia

Sebenarnya, apa hubungan antara kecanduan media sosial dengan gangguan sulit tidur? Ponsel pintar yang kamu pakai untuk mengakses sosial media ternyata akan memancarkan cahaya berwarna biru atau blue light.  

Cahaya biru ini akan menghambat tubuh merilis hormon melatonin untuk memicu rasa kantuk. Akibatnya, ritme sirkadian yang mengatur sinyal kapan harus tidur dan bangun jadi terganggu. Sebab, cahaya tersebut akan membuat kamu tetap fokus dan produktif. 

Tidak jadi soal apabila kamu memanfaatkan hal ini ketika siang hari. Pasalnya, cahaya biru dari ponsel memang tidak baik untuk kondisi malam hari, terlebih menjelang tidur. Paparan cahaya tersebut secara tidak langsung menjadi sinyal informasi bahwa tubuh masih harus terjaga, bukan beristirahat.

Sementara itu, otak akan membuat hormon melatonin ketika kadar cahaya alami mengalami penurunan menjelang jam tidur. Hormon ini akan mengakibatkan penurunan pada kadar kewaspadaan tubuh. Selanjutnya, ini menjadi sinyal untuk tubuh segera beristirahat dan tidur. 

Sayangnya, cahaya biru dari ponsel pintar justru membuat tubuh mengira bahwa hari masih siang, sehingga tidak seharusnya kamu beristirahat. Tanpa adanya melatonin, tubuh akan menunda untuk beristirahat, tetap waspada, dalam kondisi terjaga, dan berada pada keadaan gairah kognitif.

Jadi, inilah sebabnya kecanduan media sosial bisa memicu gangguan tidur atau insomnia.

Konten Juga Berpengaruh

Kecanduan media sosial bisa membuat kamu mengalami insomnia. Namun, ada hal lain yang turut meningkatkan risiko gangguan tidur, yaitu konten yang kamu lihat ketika mengakses media sosial. 

Mudanya, konten yang kamu lihat akan memberikan pengaruh pada emosi kamu secara tidak langsung. Misalnya, kamu menonton video yang menyedihkan, atau bercerita dengan teman, secara kognitif, hal ini akan membuat otak berpikir. Sama halnya dengan sosial media. 

Meski sedikit, partisipasi pasif pada media sosial juga memberikan efek negatif terhadap tidur. Semuanya sebenarnya bergantung pada seberapa besar partisipasi dan interaksi kamu terhadap konten dalam sosial media. 

Melihat foto mungkin tidak memberikan pengaruh besar, tetapi menonton video bisa berdampak lebih signifikan pada gangguan tidur karena keterlibatan emosi. 

Inilah yang selanjutnya menjadi alasan mengapa kecanduan media sosial juga berhubungan dengan kondisi kesehatan mental yang buruk. Misalnya rentan mengalami gangguan kecemasan, stres, bahkan depresi. 

Jadi, sebaiknya kamu membatasi penggunaan media sosial dan ponsel, terutama saat menjelang tidur malam. Buatlah pikiran lebih relaks sehingga kamu bisa beristirahat lebih nyenyak. 

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.