Informasi Kesehatan

Empty Sella Syndrome, Kelainan Langka yang Menyerang Otak

DP.EMPTY-SELLA_.jpg

4 Faktor Penyebab DBD yang Harus Diwaspadai

Penyebab DBD atau demam berdarah dengue adalah infeksi…

Penyakit Paru-paru yang Disebabkan oleh Bakteri, Ketahui Jenis, Penanganan, dan Pencegahannya

Penyakit paru-paru yang disebabkan oleh bakteri tidak boleh…

Hati-Hati, Inilah Penyebab Pembekuan Darah yang Berakibat Fatal

“Pembekuan darah dapat terjadi karena gumpalan darah yang…

“Empty Sella Syndrome adalah gangguan kesehatan langka yang berkaitan dengan sella tursika. Kondisi ini bisa terjadi akibat cacat lahir hingga trauma pada kepala.” 

 Pada awal Juni 2022 lalu, Ruben Onsu menjalani pemeriksaan kesehatan pada salah satu rumah sakit di Jakarta. Ruben menjalani pemeriksaan MRI dan ia oun didiagnosis mengalami Empty Sella Syndrome. Ia mengaku mengalami beberapa gejala yang terkait dengan kondisi tersebut, seperti tidak tahan dengan suhu dingin dan mata kering.

Empty Sella Syndrome adalah kondisi kelainan langka dan berhubungan dengan bagian tengkorak yang dikenal dengan sella tursika. Pemeriksaan dini terhadap penyakit ini tentunya membuat pengobatan lebih mudah dilakukan. Yuk, simak ulasan mengenai Empty Sella Syndrome berikut ini!

Apa Itu Empty Sella Syndrome?

Ruben Onsu menceritakan pengalamannya kepada dua teman artis lainnya pada salah satu tayangan televisi. Ia mengatakan telah melakukan pemeriksaan MRI dan mendapati adanya bercak-bercak putih di otaknya melalui hasil pemeriksaan. Dokter mendiagnosis Ruben Onsu mengalami Empty Sella Syndrome .

Kondisi ini merupakan kelainan langka yang berkaitan dengan salah satu tulang tengkorak yaitu sella tursika. Bagian ini merupakan lekukan pada tulang sphenoid di dasar tengkorak yang melindungi kelenjar pituitari.

Jika kamu mengalami kondisi ini, maka bagian sella tursika terlihat kosong. Ini disebabkan kelenjar pituitari menyusut atau menjadi lebih kecil karena sella tursika terisi sebagian atau seluruhnya oleh cairan serebrospinal. Bahkan pada beberapa pemeriksaan, kelenjar pituitari bisa saja tidak terlihat.  

Nah, berdasarkan jenisnya, ada beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang bisa mengalami kelainan langka ini, yaitu:

1. Empty Sella Syndrome Primer

Penyebab pasti dari Empty Sella Syndrome primer belum diketahui hingga saat ini. Namun, ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi kondisi ini, seperti cacat lahir pada diafragma sellae. Ini merupakan sebuah membran yang menutupi sella tursika.

Beberapa pengidapnya pun dilaporkan mengalami sobekan kecil pada membran sejak mereka lahir. Alhasil, kondisi ini membuat cairan serebrospinal bocor ke dalam sella tursika.

2. Empty Sella Syndrome Sekunder 

Sementara untuk jenis sekunder, ia bisa terjadi akibat beberapa hal lainnya, seperti:

  • Mengalami trauma kepala.
  • Infeksi cukup parah.
  • Mengalami tumor hipofisis.
  • Memiliki riwayat terapi radiasi atau pembedahan pada area kelenjar pituitari.

Gejala yang Perlu Diwaspadai

Ruben Onsu merasakan beberapa gejala yang terkait dengan kondisi ini, seperti mata kering. Gangguan mata memang bisa dialami oleh pengidap penyakit ini. Selain mata kering, ada beberapa gejala khas lainnya yang juga akan dirasakan, seperti penglihatan yang kabur dan pembengkakan pada area mata.

Pengidapnya juga rentan mengalami kemunculan cairan dari tulang belakang melalui hidung. Mereka bahkan bisa merasakan tekanan pada bagian kepala. 

Selain itu, ada beberapa gejala umum biasanya dialami oleh pengidap gangguan langka ini, yaitu: 

  • Sakit kepala yang sangat hebat.
  • Mengalami tekanan darah tinggi.
  • Rasa lelah.
  • Penurunan gairah seksual.
  • Impoten pada pengidap laki-laki.
  • Gangguan menstruasi pada wanita.
  • Ketidaksuburan.

Itulah gejala yang dialami oleh pengidap kelainan langka ini. Namun, tidak semua pengidap penyakit ini mengalami gejala yang berat dan mengganggu.

Kadang pengidapnya bisa tidak mengalami gangguan kesehatan sehingga mereka tidak memerlukan penanganan apapun. Namun jika terdapat gejala, dokter akan menyarankan untuk melakukan tindakan pengobatan yang sesuai.

Ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan, seperti penggunaan obat untuk mengontrol jumlah hormon, atau tindakan bedah untuk mengurangi cairan yang keluar dari hidung. 

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurn