Informasi Kesehatan

Serba-serbi Kalender Kehamilan yang Perlu Ibu Pahami

kalender-kehamilan.jpg

Kerap Diabaikan, Ini 5 Tanda-Tanda Hamil Muda

“Banyak tanda-tanda hamil muda yang bisa dikenali. Mulai…

Waspadai Risiko Berat badan Berlebih saat Hamil

“Obesitas selama kehamilan memiliki risiko dapat memengaruhi kesehatan…

Kaki Bengkak Setelah Melahirkan, Normal atau Penyakit?

"Beberapa ibu mengalami kaki bengkak setelah melahirkan. Kondisi…

"Kalender kehamilan berfungsi untuk mengetahui usia kehamilan dan memantau perkembangan janin. Dengan begitu ibu bisa mempersiapkan persalinan lebih baik."

Kalender kehamilan adalah sebuah cara untuk mengjitung usia kehamilan maupun hari perkiraan lahir. Setelah mengetahui berita kehamilan, hal pertama yang perlu ibu lakukan pasti menghitung usia kehamilannya. Semakin dini ibu mengetahui usia kehamilan, maka risiko masalah kehamilan maupun persalinan bisa diantisipasi. 

Ada banyak cara yng bisa ibu lakukan untuk mengetahui usia kehamilan. Mulai dari rumus perhitungan sampai pemeriksaan USG. Namun, cara tercepat dan terpraktis yang bisa ibu lakukan yakni dengan menghitungnya secara manual. Setelah mengetahui usia kehamilan, maka ibu bisa memantaunya melalui kalender kehamilan secara rutin. 

Manfaat Memiliki Kalender Kehamilan

Kalender kehamilan punya beragam manfaat untuk ibu hamil, bidan maupun dokter untuk memantau perkembangan janin. Berikut sederet manfaatnya:

1. Menghitung usia kehamilan

Usia persalinan biasanya berlangsung mulai dari minggu ke 37-42. Namun, rata-rata seorang ibu melahirkan di usia 38 minggu sejak masa pembuahan. Meski begitu, tidak semua wanita menyadari adanya proses pembuahan di dalam tubuhnya. 

Itu sebabnya, penting untuk memiliki kalender kehamilan untuk menghitung usia kehamilan secara akurat. Penghitungan ini biasanya dimulai dari hari pertama haid terakhir.

2. Menghitung hari perkiraan lahir (HPL)

Lebih spesifik lagi, kalender kehamilan juga bisa ibu pakai untuk mengetahui hari perkiraan lahir. Dengan begitu, ibu mempersiapkan segala sesuatunya lebih baik. Penghitungan HPL umumnya memakai rumus Neagele, sama seperti menghitung usia kehamilan. 

3. Memperkirakan kenaikan berat badan normal

Manfaat kalender kehamilan selanjutnya adalah memperkirakan berat badan ibu maupun bayi selama masa kehamilan. Biasanya, bumil mengalami kenaikan 1–2 kilogram di tiga bulan pertama kehamilan. Selanjutnya, berat badan bisa bertambah sebanyak  0,5 kilogram di setiap minggunya.

Memerhatikan kenaikan berat badan penting untuk mencegah kelebihan berat badan. Sebab, melahirkan dengan berat badan berlebih dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi atau penyakit diabetes.

4. Mengetahui berat badan janin

Kalender kehamilan juga bisa membantu ibu untuk memantau berat badan Si Kecil. Sebab, ada patokan berat badan yang perlu dicapai bayi di setiap trimester. Ini untuk memastikan bahwa perkembangannya berjalan optimal. 

5. Mengetahui akhir dan awal trimester

Kehamilan membawa perubahan besar fisik dan psikis pada ibu hamil. Tubuh yang berubah menjadi lebih gemuk dan emosi yang naik turun membuat bumil cenderung lebih sensitif. Perubahan ini akan terjadi di tiap trimester. 

Mengetahui awal dan akhir dari satu fase trimester kehamilan, dapat membantu ibu untuk menangani perubahan-perubahan tersebut. 

Cara Menghitung Usia Kehamilan

Berikut cara yang bisa ibu lakukan untuk menghitung usia kehamilan:

1. Menghitung hari pertama haid terakhir (HPHT)

Cara paling praktis untuk mengetahui usia kehamilan adalah menghitung hari pertama haid terakhir. Melalui rumus ini, ibu bisa mengetahui usia kehamilan yang dihitung dari usia pembuahan sampai perkiraan bayi lahir. 

Pertama, ibu perlu mengingat kapan hari pertama ibu mengalami siklus haid yang paling terakhir. Namun, cara ini hanya direkomendasikan untuk wanita yang memiliki siklus haid teratur 28 hari.

Setelah mengetahui tanggal haid terakhir, begini cara menghitungnya dengan rumus Naegele: 

1. Jika HPHT terjadi pada Januari-Maret. Misalnya HPHT pada 20 Maret 2023. Maka perhitungannya adalah:

Tahun: 2023

Bulan: 3+9 = 12

Hari: 20+7 = 27

Hari perkiraan lahir: 27-12-2023 atau 27 Desember 2023

2. Jika HPHT terjadi pada April-Desember. Misalnya HPHT pada 20 Mei 2020. Maka perhitungannya yaitu:

Tahun: 2023+1 = 2024

Bulan: 5-3 = 2

Hari: 20+7 = 27

Hari perkiraan lahir: 27-2-2024 atau 27 Februari 2024

Sayangnya, rumus di atas tidak direkomendasikan untuk ibu yang siklus haidnya tidak teratur, yaitu kurang atau lebih dari 28 hari. Bagi ibu yang mengalaminya, bisa menggunakan rumus HPHT Parikh.

Penghitungannya yakni HPHT + 9 bulan + (siklus haid-21 hari). Misalnya HPHT 20 Mei 2023 dengan siklus haid  33 hari. Maka hitungannya 20 Mei 2023 + 9 bulan + (33-21) = 8 Februari 2024.

2. Melihat hasil usg

Selain cara manual seperti di atas, ibu bisa melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini sebenarnya adalah cara yang paling akurat untuk mengetahui usia kehamilan.

Namun, tidak semua orang bisa membaca hasil USG. Nantinya, dokter yang akan membaca sekaligus memantau kehamilan. 

Terdapat dua metode pemeriksaan USG, yaitu:

  • Transvaginal. Jenis USG ini umumnya dilakukan di awal-awal kehamilan. Pasalnya, proses pembuahan umumnya tidak akan bisa terlihat melalui USG transabdominal. Jenis USG ini menggunakan alat yang dimasukkan ke vagina.
  • Transabdominal. Setelah kehamilan sudah mencapai usia lanjut, ibu bisa melakukan USG transabdominal untuk melihat perkembangan janin. Jenis USG ini menggunakan transduser yang ditempelkan ke perut.

Melalui pemeriksaan USG, dokter akan  menghitung diameter kantong kehamilan untuk menentukan usia kehamilan. Penghitungan ini biasanya dilakukan di usia kehamilan  kurang dari atau sama dengan 6 minggu. 

Setelah mencapai 7-14 minggu, dokter mulai bisa mengukur panjang janin untuk memantau perkembangannya. Dokter akan mengukur panjang janin dari bokong hingga kepala. Sedangkan usia kehamilan di atas 12 minggu, dokter akan berfokus untuk menghitung lingkar kepala janin.

Karena terbilang lebih akurat, ibu hamil dianjurkan untuk melakukan USG setidaknya satu kali di tiap trimester kehamilan. Tujuannya untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah kehamilan.

Jika ibu ingin mengetahui jenis-jenis USG selama kehamilan, baca artikel berikut untuk lebih jelasnya: USG 2D, 3D dan 4D, Apa Bedanya?

Tips Kehamilan Sehat

Lakukan tips berikut agar kehamilan tetap sehat hingga persalinan:

1. Periksakan kehamilan secara rutin

Bumil perlu melakukan pemeriksaan kehamilan setidaknya empat  kali, yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga. 

Ibu juga perlu memberi tahu dokter terkait kondisi yang dirasakan saat kunjungan pemeriksaan agar dokter bisa memprediksi usia kehamilan secara tepat.

3. Penuhi kebutuhan cairan

Pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan mengonsumsi lebih banyak air putih. Air bisa membantu fungsi fungsi ginjal dan hati.

Cairan juga berguna untuk meningkatkan volume darah yang kebutuhannya semakin bertambah selama kehamilan. Usahakan ibu mengonsumsi 8-10 gelas air per hari (2-3 liter) dan hindari minuman berkafein.

4.  Konsumsi makanan bergizi

Mengonsumsi makanan yang bergizi penting untuk memenuhi kebutuhan energi bumil. Bayi yang ada dalam kandungan juga perlu mendapatkan gizi yang cukup untuk pertumbuhannya.

Ibu perlu mengonsumsi makanan yang seimbang, yaitu sumber karbohidrat, makanan berprotein, sayur dan buah, serta susu. Kurangi makanan berlemak dan lebih banyak konsumsi makanan berserat.

5.  Cukupi kebutuhan asam folat

Ibu juga perlu memastikan konsumsi asam folat untuk mencegah cacat tabung saraf bayi. Kandungan ini bisa diperoleh dari beberapa makanan, seperti sereal, beras merah, jeruk, sayuran hijau, dan masih banyak lagi. Namun, lebih praktis lagi jika ibu meminum suplemen asam folat. 

 

 

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna