Informasi Kesehatan

Prosedur CPR untuk Selamatkan Pasien Henti Jantung

Prosedur-CPR-untuk-Selamatkan-Pasien-Henti-Jantung.jpg

Siapa Saja yang Rentan Terserang Osteoporosis?

Osteoporosis adalah masalah tulang yang paling diwaspadai oleh…

Penyakit Autoimun Tingkatkan Risiko Terkena Neuropati Perifer

Dari banyaknya penyakit yang bisa menyerang saraf tubuh,…

6 Obat Kolesterol untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi

Obat kolesterol biasanya digunakan ketika perbaikan pola hidup…

“CPR adalah prosedur pertolongan pertama yang sangat penting, untuk menyelamatkan pasien henti jantung. Prosedurnya terdiri dari kompresi dada, membuka jalur napas, dan memberi napas buatan.”

Cardiopulmonary resuscitation (CPR) adalah prosedur darurat yang bisa membantu menyelamatkan nyawa seseorang jika pernapasan atau jantungnya berhenti. Jantung punya fungsi yang sangat vital, yaitu memompa darah ke seluruh organ tubuh. 

Jika jantung berhenti berdetak, aliran darah ke seluruh tubuh juga terhenti. Kondisi ini disebut dengan henti jantung atau cardiac arrest. Bila tidak segera mendapat penanganan tepat, kematian bisa terjadi dalam hitungan menit.

Nah, CPR menggunakan kompresi dada untuk meniru cara jantung memompa darah. Hal ini membantu menjaga aliran darah ke seluruh tubuh.

Berapa Kali CPR Dilakukan?

Meskipun istilahnya sudah kamu dengar, mungkin masih ada banyak orang yang bertanya-tanya tentang CPR atau Cardiopulmonary resuscitation.

Secara sederhana, CPR adalah teknik penyelamatan nyawa yang sangat berguna dalam banyak keadaan darurat. Contohnya, serangan jantung atau hampir tenggelam, atau saat pernapasan atau detak jantung seseorang berhenti.

Melansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 9 dari 10 orang yang mengalami henti jantung di luar rumah sakit meninggal. Namun, CPR bisa membantu memperbaiki kemungkinan tersebut.

Tindakan pertolongan yang melibatkan kompresi dada dan memberi napas buatan dari mulut ke mulut ini bisa membantu mengalirkan darah dan oksigen. Hal itu bisa menjaga otak dan organ vital lainnya tetap bekerja.

Jika kamu melakukannya dalam beberapa menit pertama henti jantung terjadi, hal itu bisa meningkatkan peluang seseorang untuk bertahan hidup hingga dua kali lipat. Itulah penting untuk mempelajari cara melakukan CPR agar bisa memberi pertolongan darurat pada orang yang membutuhkan. 

3 Tahapan Melakukan CPR

Secara umum, prosedur CPR terbagi menjadi 3 tahapan, yaitu compression, airways, dan breathing.

Berikut ini langkah-langkahnya:

1. Kompresi dada (compression)

Berikut cara melakukan kompresi dada:

  • Pertama-tama, berlututlah di samping pasien henti jantung yang kamu baringkan telentang. 
  • Letakkan salah satu tangan di bagian bawah tulang dada, yaitu di tengah dada orang tersebut. Lalu, letakkan tangan yang lain di atas tangan pertama dan kunci. 
  • Posisikan diri kamu di atas dada pasien. Dengan menggunakan berat badan kamu (bukan hanya kekuatan lengan), dorong dengan kuat dan cepat di tengah dada orang tersebut. Dorong setidaknya sedalam 5 sentimeter, setelah itu lepaskan. Mendorong dan melepaskan adalah 1 kompresi. Lakukan hal ini dengan kecepatan tekanan 1-2 tekanan per detik.
  • Saat melakukan kompresi dada, jaga lah agar lengan tetap lurus dan tekan lurus ke dalam dadanya. 
  • Lakukan kompresi dada ini sebanyak 100 kali per menit.
  • Lakukan kompresi dada ini hingga pertolongan medis tiba, atau hingga pasien menunjukkan respons. 

2. Membuka jalur napas (airways)

Jika pasien henti jantung tidak kunjung menunjukkan respons, langkah selanjutnya adalah airways atau membuka jalur napas. Caranya, dongakkan kepala pasien dengan meletakkan tangan di dahinya, lalu angkat dagu pasien secara perlahan. 

3. Bantuan napas (breathing)

Bila setelah dua langkah di atas, pasien belum menunjukkan tanda-tanda pernapasan. Langkah selanjutnya yang bisa kamu lakukan adalah memberi bantuan napas dari mulut. 

Berikut caranya:

  • Jepit bagian lunak hidung pasien dengan jari telunjuk dan ibu jari kamu.
  • Buka mulut orang tersebut dengan jari telunjuk dan ibu jari yang lain.
  • Tarik napas dan letakkan mulut kamu di atas mulutnya, pastikan tersegel dengan baik.
  • Tiup dengan kuat ke dalam mulutnya sebanyak dua kali. Lakukan ini sambil memerhatikan apakah dada pasien mengembang dan mengempis seperti sedang bernapas. 
  • Bila dada pasien tidak mengembang dan mengempis, berarti pemberian napas buatan belum benar. Cobalah periksa mulutnya lagi dan singkirkan semua penghalang. Pastikan kepala pasien kamu miringkan dan dagu kamu angkat untuk membuka jalan napas. Periksa apakah mulut kamu dan pasien tertutup rapat dan hidung tertutup sehingga udara tidak dapat keluar dengan mudah. 
  • Ambil napas lagi dan ulangi.

Berikan kompresi dada sebanyak 30 kali, selingi dengan 2 kali pemberian napas buatan. Ini dikenal sebagai “30:2”. Targetkan untuk melakukan 5 set 30:2 dalam waktu sekitar 2 menit (jika hanya melakukan kompresi sekitar 100 kompresi per menit). 

Lakukan siklus ini hingga bantuan medis atau ambulans datang, atau hingga pasien mulai bernapas dan bergerak. 

6 Langkah CPR yang Lebih Lengkap

Selain tiga tahapan di atas, ada juga 6 langkah CPR yang lebih lengkap untuk kamu ingat, antara lain:

1. Periksa keamanan di tempat kejadian

Bila pasien berada di lokasi berbahaya, pindahkan ia ke tempat yang lebih aman.

2. Periksa kesadaran pasien

Bila orang tersebut tidak responsif, periksa kesadaran pasien dengan menepuk atau menggoyangkan tubuh pasien atau memanggil nama pasien dengan suara keras.

3. Segera periksa pernapasan pasien

Selanjutnya cek apakah pasien masih bernapas dan jantungnya masih berdetak. Ada beberapa cara untuk memeriksa pernapasan pasien, yaitu:

  • Rasakan dan dengar napas korban dengan mendekatkan telinga ke hidung dan mulut pasien.
  • Perhatikan apakah dada pasien bergerak naik dan turun.
  • Periksa denyut nadi di pergelangan tangan atau sisi leher pasien.

Bila orang tersebut tidak merespon dan tidak bernapas, atau hanya terengah-engah, segera hubungi darurat medis.

4. Beri kompresi dada sebanyak 30 kali

Berikut ini caranya:

  • Baringkan orang tersebut di atas permukaan yang rata dan kokoh.
  • Berlutut di samping leher dan bahu orang tersebut.
  • Letakkan satu tangan di tengah dada orang tersebut, di antara puting susu.
  • Letakkan tangan yang lain di atas tangan pertama. Jaga agar siku lurus dan posisikan bahu kamu tepat di atas tangan.
  • Dorong lurus ke bawah (kompresi) dada minimal 2 inci (5 sentimeter) tetapi tidak lebih dari 2,4 inci (6 sentimeter). Gunakan seluruh berat badan kamu (bukan hanya lengan) saat memberikan tekanan pada dada.

Lantas, berapa kali tekanan dada CPR harus kamu berikan? Tekanan atau kompresi dada pada CPR perlu kamu lakukan dengan frekuensi 2 tekanan per detik, atau sebanyak 100-120 tekanan per menit. Lakukan hal ini secara berulang dan biarkan dada melambung kembali (mundur) setelah setiap dorongan.

5. Bila belum terlatih dalam melakukan CPR, harus bagaimana?

Lanjutkan kompresi dada sampai ada tanda-tanda gerakan atau sampai tenaga medis darurat mengambil alih.

Bila kamu sudah terlatih dalam CPR, lanjutkan kompresi dada dengan membuka jalan napas dan menyelamatkan pernapasan pasien. Caranya, letakkan masing-masing tangan pada dahi dan dagu pasien, lalu angkat dagu pasien secara perlahan hingga kepala mendongak ke atas.

6. Cek saluran napas pasien

Bila saluran napas pasien sudah terbuka, tapi masih belum ada tanda-tanda pernapasan, kamu bisa memberikan napas buatan. Caranya, tutup hidung pasien dengan menjepitnya dengan jari tangan.

Tarik napas secara normal, lalu rapatkan mulut kamu ke mulut korban. Tiupkan udara dari mulut kamu sebanyak dua kali dan perhatikan apakah dada pasien bergerak terangkat ke atas. Bila dada tidak terangkat, coba perbaiki posisi leher dan periksa apakah ada yang menghambat jalur napasnya.

Penting untuk dipahami bahwa jika kamu belum terlatih atau belum menguasai prosedur CPR, lakukan kompresi dada saja (hands only CPR). Jangan memberikan napas buatan. Selain dengan CPR,

Sebelum Melakukan CPR, Perhatikan Hal Ini

Sebelum melakukan CPR, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan. Kamu bisa menggunakan singkatan “DR’S” untuk membantu kamu mengingatnya:

D (Danger atau bahaya)

Pastikan kamu dan pasien berada di lokasi yang aman untuk memberi pertolongan. Misalnya, jika pasien kamu temukan di tengah jalan, pindahkan ke trotoar atau pinggir jalan yang aman. 

R (Respons)

Periksa tingkat kesadaran pasien henti jantung, dengan cara memanggil atau menepuk-nepuk bahunya. Bila tidak ada respon, periksa apakah pasien masih bernapas. Selanjutnya, periksa denyut nadi di pergelangan tangan atau sisi leher pasien, untuk mengetahui apakah jantung masih berdetak.

S (Send for help atau cari bantuan)

Bila tidak ada respon, segera panggil ambulans, atau minta tolong pada orang di sekitar. 

Setelah melakukan beberapa langkah di atas, barulah lakukan prosedur CPR.

Itulah pembahasan mengenai prosedur CPR sebagai pertolongan pertama untuk henti jantung. Ini adalah kemampuan yang bisa kamu pelajari, tidak hanya petugas medis saja. Dengan mempelajari tindakan pertolongan ini, kamu mungkin bisa menyelamatkan nyawa orang terkasih yang tiba-tiba mengalami henti jantung.

 

 

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna