Otot lurik adalah otot yang melekat pada tulang dan persendian, sehingga menjaga postur dan menggerakkan tubuh menjadi fungsi utamanya. Tidak seperti otot polos dan otot jantung, otot lurik bekerja di bawah kendali atau secara sadar.
Otot lurik atau otot rangka tersusun oleh sel otot (miosit) dan serat yang fleksibel. Jumlahnya di tubuh hampir mencapai 700 otot atau sekitar 30–40% dari berat badan.
Ujung otot ini melekat pada satu ujung tulang dan ujung lainnya menempel ke tulang lain. Bagian otot lurik yang menempel langsung ke tulang disebut juga tendon. Karena melekat di tulang, otot lurik terdapat di seluruh tubuh. Beberapa contoh otot lurik adalah otot betis, otot bahu, bisep, dan trisep.
Jika dilihat melalui mikroskop, serat otot lurik terlihat memanjang dengan banyak inti sel di tepinya. Satu serat otot lurik mengandung banyak protein yang disebut miofibril.
Semua miofibril terdiri dari banyak segmen protein, yaitu sarkomer. Sarkomer memberikan warna terang dan gelap pada otot lurik, sehingga otot ini terlihat seperti memiliki garis yang melintang. Sarkomer juga mendukung kontraksi otot dalam menggerakkan tulang.
Agar bentuk dan fungsinya tidak terganggu, otot lurik memiliki tiga lapisan pembungkus, yaitu:
Otot lurik juga memiliki pembuluh darah yang dapat membawa oksigen dan nutrisi agar otot bisa bekerja dengan baik. Kerja otot lurik dipengaruhi pula oleh saraf somatik yang bekerja di bawah kendali atau secara sadar.
Saat otak memerintah anggota tubuh tertentu untuk bergerak, saraf otonom akan merangsang otot agar berkontraksi. Ketika kontraksi terjadi, otot akan memendek dan menarik tulang sehingga membuat anggota tubuh bergerak.
Otot lurik merupakan bagian penting dari sistem muskuloskeletal. Hal ini membuat fungsi otot lurik bagi tubuh sangat beragam. Beberapa fungsi otot lurik meliputi:
Fungsi utama otot lurik adalah menggerakkan tubuh, seperti otot di tungkai dan kaki mendukung gerakan berjalan. Hal ini dipengaruhi oleh kerja saraf otonom dan kontraksi otot.
Dalam proses menelan, makanan dan minuman akan didorong ke dalam kerongkongan melalui proses yang kompleks. Gerakan menelan ini juga timbul berkat fungsi berbagai otot lurik di rongga mulut serta kerongkongan, seperti otot lidah dan otot rahang.
Selain di tenggorokan, otot lurik juga dapat ditemukan di ujung saluran kemih dan pencernaan. Dengan demikian, otot ini memiliki peran yang cukup penting dalam berkemih atau buang air besar.
Otot lurik juga berfungsi untuk menjaga postur tubuh. Dengan adanya otot lurik, tulang bisa tetap berada di posisinya yang normal. Bahkan, otot lurik juga mampu menjaga persendian tetap stabil dan kuat.
Otot lurik dapat menjaga suhu tubuh. Saat berkontraksi, otot ini akan menggunakan energi yang dikenal dengan ATP (adenosine triphosphate) untuk menghasilkan panas.
Misalnya, tubuh akan menggigil ketika Anda kedinginan. Ini dapat terjadi karena tubuh merasakan adanya suhu yang lebih rendah dari biasanya dan membuat otot bereaksi untuk menghasilkan panas. Nah, panas yang dilepaskan oleh otot inilah yang membuat suhu tubuh kembali normal.
Otot lurik memiliki fungsi menyimpan asam amino dan glikogen. Tubuh akan menggunakan asam amino untuk membuat protein sesuai dengan kebutuhan dan memakai glikogen sebagai sumber energi agar tubuh bisa bergerak.
Otot lurik juga berfungsi untuk melindungi organ tubuh, khususnya perut. Jika otot ini kehilangan fungsinya, organ yang ada di dalam rongga perut dapat menonjol keluar.
Fungsi pernapasan juga dipengaruhi oleh otot lurik. Pasalnya, otot ini juga diperlukan untuk mengembang dan mengempiskan rongga dada sehingga Anda dapat bernapas dengan baik.
Tanda paling umum dari gangguan atau masalah pada otot lurik adalah nyeri otot dan kram otot. Keluhan-keluhan tersebut biasanya timbul setelah melakukan olahraga berat dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Bila gangguan pada otot lurik mengarah pada hal serius, berikut ini adalah gejala atau tanda yang akan dirasakan:
Bila Anda mengalami gangguan pada otot lurik yang menetap lama atau tidak hilang meski sudah diobati sendiri, sebaiknya periksakan ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab pasti dan menentukan penanganan yang sesuai.