“Penyebab kanker lambung adalah akibat perubahan DNA yang membuat sel-sel bertumbuh secara tidak terkendali dan terus hidup membentuk massa. Ada beberapa hal yang berperan dalam perkembangan kondisi tersebut.”
Kanker lambung adalah pertumbuhan sel abnormal yang pertama kali muncul di perut atau lambung. Penyebab kanker lambung masih belum diketahui secara pasti, namun penyakit ini terjadi akibat perubahan DNA yang memengaruhi bagaimana cara sel bertumbuh dan mati.
Meski penyebabnya belum jelas, tapi ada beberapa hal yang diduga berperan dalam perubahan sel di perut sehingga menyebabkan kanker. Yuk, simak ulasan mengenai penyebab kanker lambung di sini!
Meskipun belum jelas apa yang penyebab kanker lambung, para ahli percaya sebagian besar kasus berawal ketika ada sesuatu yang melukai lapisan dalam perut.
Contohnya seperti mengalami infeksi pada lambung, mengalami refluks asam dalam jangka waktu lama, atau banyak mengonsumsi makanan asin.
Meski begitu, tidak semua orang yang mengalami kondisi tersebut pasti terkena kanker perut.
Jadi, perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui secara pasti apa penyebabnya.
Kanker lambung terjadi ketika ada sesuatu yang melukai sel-sel di lapisan dalam lambung. Ini menyebabkan sel mengalami perubahan pada DNA mereka.
DNA sel memberi instruksi pada sel mengenai apa yang harus mereka lakukan. Perubahan tersebut memerintahkan sel untuk berkembang biak dengan cepat.
Sel-sel dapat terus hidup ketika sel-sel sehat mati sebagai bagian dari siklus hidup alaminya.
Hal ini menyebabkan banyak sel ekstra menumpuk di perut. Sel-sel tersebut akhirnya membentuk massa yang disebut tumor.
Sel kanker di lambung bisa menyerang dan menghancurkan jaringan tubuh yang sehat. Mereka mungkin mulai tumbuh lebih dalam ke dinding perut.
Seiring berjalannya waktu, sel abnormal tersebut bisa pecah dan menyebar ke bagian tubuh lain.
Ketika sel kanker menyebar ke bagian tubuh lain, kondisi ini bernama metastasis.
Nah, ada beberapa hal yang diduga berperan dalam perubahan DNA pada sel yang menyebabkan kanker lambung:
Infeksi kronis pada lapisan mukosa lambung akibat bakteri H. pylori merupakan faktor risiko utama kanker lambung.
Bakteri ini bisa menyebar dengan mudah dari orang ke orang melalui kontak langsung dengan air liur, muntahan, atau tinja.
Meskipun kebanyakan pengidap infeksi H.pylori tidak menunjukkan gejala, beberapa orang mengalami sakit maag atau radang lambung yang disebut gastritis atrofi.
Pada beberapa orang, gastritis atrofi menyebabkan perubahan yang semakin parah pada lapisan lambung dan akhirnya menjadi kanker lambung
Beberapa kondisi medis juga bisa menjadi penyebab kanker lambung, seperti:
Memiliki anggota keluarga yang mengidap kanker lambung bisa meningkatkan risiko kamu mengalami penyakit yang sama.
Selain itu, beberapa sindrom genetik juga berkaitan dengan risiko kanker lambung dan kanker lainnya, seperti:
Memiliki golongan darah tipe A juga meningkatkan risiko penyakit berbahaya tersebut.
Jarang atau sedikit mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran, tetapi sering mengonsumsi makanan yang diasinkan, diasap, atau makanan yang tidak diawetkan dengan baik juga bisa menjadi penyebab kanker lambung.
Penyebab kanker lambung dan juga banyak kanker lainnya adalah penggunaan produk tembakau, mulai dari rokok, vape, dan lain-lain.
Hal itu karena produk tembakau ini mengandung banyak bahan kimia dan racun yang berbahaya bagi tubuh.
Risiko kanker lambung juga lebih tinggi pada orang yang bekerja di industri karet atau batu bara.
Orang yang sudah terkena radiasi tingkat tinggi juga bisa terkena penyakit berbahaya tersebut.
Itulah penjelasan mengenai penyebab kanker lambung.
Bila kamu memiliki salah satu faktor risiko di atas, jangan khawatir, karena belum tentu kamu akan mengalami penyakit berbahaya tersebut.
Sumber : halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.