Informasi Kesehatan

Bahan Alami untuk Menangani Penyakit Kurap

028792300_1599632391-Cara-Menghilangkan-Kurap-dari-Bahan-Alami-shutterstock_1149142373.jpg

Senam Wajah agar Simetris, Inilah Cara Melakukannya

Senam wajah agar simetris menjadi salah satu perawatan…

Cara Mengatasi Suara Hilang yang Ampuh

Meskipun dapat pulih dengan sendirinya, cara mengatasi suara…

4 Manfaat Asam Jawa yang Tidak Seasam Rasanya

Mengenali Manfaat Asam Jawa Selain sebagai bahan dasar…

"Gejala kurap yang mengganggu bisa diatasi dengan beberapa bahan alami. Misalnya lidah buaya, cuka apel, tea tree oil, minyak kelapa, dan air garam. Namun, bagi pemilik kulit sensitif sebaiknya hati-hati saat menggunakan bahan alami untuk mengatasi kurap."

 Kurap merupakan gangguan pada kulit yang ditandai dengan ruam merah meradang. Ruam kulit yang muncul terkadang disertai sisik dan bentuknya bulat menyerupai cincin, sehingga disebut juga ringworm. Sama halnya dengan penyakit kulit lain, kurap bisa menular dari manusia ke manusia atau akibat menyentuh benda berjamur, seperti handuk lembap, juga hewan peliharaan.

Kurap terjadi karena adanya infeksi jamur. Penyakit kulit ini umum menyerang kaki (athlete's foot), selangkangan (tinea cruris), kulit kepala (tinea capitis), kuku, tangan, dan kaki. Perlu diketahui kurap berbeda dengan infeksi jamur Candida yang menyebabkan rasa panas, vagina kemerahan, dan keputihan berwarna putih pekat seperti keju. Berikut ini bahan alami yang dapat digunakan untuk mengatasi kurap.

Bahan Alami untuk Mengatasi Kurap

Kurap umumnya diobati menggunakan salep antijamur. Obat ini bisa dibeli dengan atau tanpa resep dokter. Gunakan selama minimal dua minggu, atau sesuai indikasi keparahan. Selama penggunaan obat, gunakan pakaian berbahan menyerap keringat dan tidak ketat, ya. Namun, jika kurap terjadi dalam intensitas ringan, berikut ini sejumlah bahan alami yang dapat mengatasi kurap:

1. Lidah Buaya

Lidah buaya mengandung zat bersifat antiseptik yang bertindak sebagai antibakteri, antijamur, dan antivirus. Bahan alami ini juga bersifat antiinflamasi sehingga mampu memberikan sensasi dingin ketika dioleskan ke kurap. Sifat antiinflamasi berguna meredakan rasa gatal yang mengganggu akibat kurap.

2. Cuka Apel

Oleskan cuka apel selama tiga hari sekali pada kulit yang terinfeksi kurap. Kamu bisa menggunakan kapas saat mengoleskan cuka apel ke kulit. Cuka apel bersifat antijamur yang cukup baik sehingga diklaim mampu mengatasi infeksi jamur penyebab kurap. Cara ini tidak dianjurkan bagi pemilik kulit sensitif mengingat cuka bersifat asam.

3. Tea Tree Oil

Tea tree oil banyak digunakan sebagai bahan skin care, khususnya untuk perawatan kulit berjerawat. Bahan alami ini bersifat antiinflamasi dan antibakteri yang bisa menangani gejala kurap. Teteskan tea tree oil pada kapas atau cotton bud, oleskan ke kulit yang terinfeksi kurap. Lakukan setidaknya 2-3 kali sehari agar hasilnya maksimal. Bagi pemilik kulit sensitif, campurkan tea tree oil dengan minyak kelapa.

4. Minyak Kelapa

Minyak kelapa punya manfaat yang sama dengan tea tree oil, terutama jika digunakan untuk mengatasi kurap. Minyak kelapa mengandung zat bersifat antimikroba dan antijamur yang mampu mengatasi berbagai infeksi kulit. Sebelum digunakan, panaskan minyak kelapa terlebih dahulu. Diamkan hingga suhu minyak kelapa hangat dan aman dioleskan ke kulit. Oleskan 2-3 kali sehari agar hasilnya maksimal.

5. Air Garam

Air garam bisa dimanfaatkan untuk mengatasi kurap. Kamu hanya perlu menyiapkan baskom berisi air hangat, kemudian tuang setengah atau seperempat cangkir garam ke dalamnya. Aduk merata, lalu usapkan air garam ke area kulit yang terinfeksi kurap. Diamkan selama kurang lebih 5-10 dan lakukan tiga kali sehari agar hasilnya maksimal.

 

Sumber:   Halodoc   . . com

Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.