"Ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan munculnya benjolan di ketiak, antara lain kanker, infeksi, hingga penyakit autoimun."

Menemukan benjolan di ketiak mungkin bisa membuat kamu khawatir. Pasalnya, perubahan pada tubuh seperti munculnya benjolan memang bisa menjadi pertanda adanya kondisi kesehatan tertentu.

Tidak perlu khawatir, benjolan di bagian tubuh ini adalah hal yang sangat umum dan biasanya disebabkan oleh pembengkakan kelenjar getah bening. Namun, ada banyak penyebab lain dari kondisi ini, beberapa di antaranya mungkin memerlukan penanganan. Ketahui lebih lanjut di sini.

Penyebab Benjolan di Ketiak

Sebagian besar benjolan di ketiak tidak berbahaya dan diakibatkan dari pertumbuhan jaringan yang tidak normal. Namun, kondisi tersebut bisa mengindikasikan adanya masalah kesehatan mendasar yang jauh lebih serius. Jadi, ada baiknya kamu meminta dokter untuk mengevaluasi setiap benjolan yang tidak biasa yang kamu miliki.

Penyebab yang paling umum, antara lain:

1. Infeksi 

Benjolan di ketiak bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur. Berikut beberapa infeksi yang bisa menjadi penyebabnya:

• Infeksi bakteri, seperti infeksi streptokokus atau stafilokokus.
• Demam cakaran kucing, yaitu infeksi bakteri karena dicakar atau digigit kucing pembawa bakteri.
• Cacar air (infeksi virus varicella zoster).
• Limfadenitis (infeksi bakteri pada kelenjar getah bening).
• Mononukleosis (infeksi virus).
• HIV/AIDS.
• Infeksi jamur.
• Reaksi terhadap vaksinasi untuk berbagai penyakit virus, termasuk campak, gondongan, dan rubella.

Benjolan di bagian ketek yang disebabkan oleh infeksi bakteri bisa menyebabkan komplikasi serius dan berpotensi mengancam jiwa bila tidak segera diobati dengan antibiotik.

2. Penyakit Autoimun

Benjolan di ketiak juga bisa disebabkan oleh penyakit di mana sistem kekebalan menyerang jaringan sehat di dalam tubuh (penyakit autoimun), seperti:

• Arthritis rheumatoid remaja.
• Rheumatoid arthritis, penyakit autoimun kronis yang ditandai dengan peradangan sendi.
• Lupus eritematosus sistemik.

3. Kondisi yang Tidak Menular

Kemungkinan penyebab benjolan di ketiak lainnya adalah gangguan tidak menular, seperti:

• Reaksi alergi.
• Jaringan payudara yang meluas ke ketiak. Ini adalah kondisi yang relatif umum dan normal.
• Sindrom kelelahan kronis.
• Lipoma, pertumbuhan sel lemak jinak dan bukan kanker di bawah kulit.
• Obstruksi limfatik.
• Kista sebasea, kelenjar minyak tersumbat.
• Trauma atau memar pada ketiak atau bahu.

4. Kanker

Benjolan di bagian ketek juga perlu diwaspadai karena bisa disebabkan oleh berbagai jenis kanker, seperti:

• Limfoma Hodgkin.
• Leukemia.
• Kanker yang sudah menyebar (bermetastasis) ke kelenjar getah bening.
• Limfoma non-Hodgkin.

Penyebab Benjolan di Ketiak pada Wanita

Benjolan di ketiak bisa mengindikasikan kanker payudara. Penyakit tersebut bisa dialami baik oleh wanita maupun pria, tapi lebih sering pada wanita. Oleh karena itu, wanita perlu melakukan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan dan melaporkan benjolan payudara ke dokter segera.

Namun, payudara mengalami perubahan hormonal selama siklus menstruasi dan mungkin cenderung terasa lebih lembut atau menggumpal selama periode ini. Ini adalah hal yang benar-benar normal. Untuk hasil yang paling akurat, lakukan pemeriksaan payudara sendiri sekitar 1-3 hari setelah haid selesai. 

Penyebab potensial lain dari benjolan ketiak pada wanita, yang juga cenderung terjadi di dekat daerah payudara dan selangkangan, adalah hidradenitis suppurativa.

Kondisi kronis ini terjadi karena ada penyumbatan dan peradangan di dekat kelenjar apokrin dari folikel rambut di kulit. Umumnya, hidradenitis suppurativa menyebabkan benjolan seperti bisul yang menyakitkan yang berisi nanah, bocor, dan mungkin terinfeksi.

Sumber:   Halodoc   . . com

Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.