Tes EEG digunakan untuk mengukur sinyal listrik di otak dan mencari anomali dalam pola gelombang otak yang mungkin mengindikasikan stroke atau cedera otak traumatis. Tidak hanya itu, menurut The Drake Institute, EEG dan brain mapping ternyata bisa juga dilakukan kepada anak untuk mengetahui gejala ADHD dan autis.
Proses pemetaan otak akan mendeteksi jika ada area otak yang tidak berfungsi atau tidak teratur. Terkadang, gejala disebabkan oleh area otak yang kurang aktif. Ini ditunjukkan lewat gelombang otak yang melambat secara berlebihan, sehingga menyebabkan gangguan fungsi. Selengkapnya, pemeriksaan EEG dan brain mapping pada anak bisa di bawah ini.
19 sensor ditempatkan di permukaan kepala dan aktivitas gelombang otak dicatat di 19 area tersebut. Pemetaan otak bersifat noninvasif (tidak seperti pemindaian SPECT atau pemindaian PET) dan tidak menyakitkan.
Mirip seperti termometer, pemeriksaan EEG hanya mencatat suhu, tetapi tidak memengaruhi suhu yang ada. Peta otak hanya mencatat aktivitas listrik otak untuk dianalisis dan tidak melakukan apa pun pada otak itu sendiri.
Rekaman peta otak diproses melalui database normatif yang memungkinkan ahli medis untuk mengidentifikasi area abnormal yang memerlukan perhatian khusus selama perawatan. Otak terdiri dari banyak jaringan fungsional yang terdiri dari neuron atau sel otak yang bekerja bersama secara sinkron untuk melakukan fungsi khusus.
Pemeriksaan EEG dapat melihat apakah berbagai jaringan fungsional di otak berfungsi dalam batas normal. Termasuk ketika otak menunjukkan gejala ADHD ataupun untuk Autism Spectrum Disorder.
Sebagai contoh, ada jaringan otak untuk mengatur perhatian, fungsi eksekutif (mengatur, memprioritaskan, manajemen waktu, dan lain-lain.), memori kerja, suasana hati, pemrosesan bahasa (ekspresif dan reseptif), dan memahami isyarat sosial non-verbal.
Jaringan yang berbeda ini berkomunikasi satu sama lain untuk berbagi informasi, sehingga otak dapat melakukan tugas-tugas kompleks secara optimal. Penelitian dalam ilmu saraf telah menunjukkan bahwa koneksi fungsional antara daerah otak adalah kunci untuk fungsi otak yang optimal.
Analisis peta otak yang dilakukan EEG akan mengukur keselarasan antara area berbeda yang menunjukkan kesehatan atau normalitas komunikasi fungsional antara wilayah-wilayah otak ini. Karena itu, EEG dapat mengukur seberapa baik berbagai area otak berkomunikasi satu sama lain untuk melakukan tugas yang kompleks.
Misalnya, perlu ada konektivitas koherensi yang memadai antara perhatian, pemrosesan pendengaran, dan jaringan pemrosesan visual di otak untuk menjadi pembaca yang baik dengan pemahaman yang tepat.
Ingin tahu lebih banyak mengenai EEG dan brain mapping pada anak, tanyakan langsung ke Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk orang tua.
Dalam ADHD dan Autism Spectrum Disorder, gejala sering kali merupakan hasil dari disregulasi dalam jaringan otak tertentu. Namun, ahli medis juga bisa melihat beberapa jaringan yang gagal bekerja sama untuk melakukan fungsi mental yang kompleks atau kontrol perilaku/emosi.
Meskipun disregulasi dapat menjadi signifikan pada ADHD, ini biasanya lebih luas terjadi pada Autism Spectrum Disorder. Otak benar-benar berfungsi dalam kekacauan, kurang komunikasi yang efektif antara berbagai wilayah atau jaringan, membuat anak menjadi kewalahan, bahkan oleh tuntutan normal.
Sumber : halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.