Obat penenang umumnya diresepkan oleh dokter untuk mengatasi kecemasan atau sulit tidur. Obat ini berfungsi untuk memperlambat aktivitas sel-sel otak, sehingga tubuh menjadi lebih rileks. Obat penenang terdiri dari berbagai jenis dengan fungsi yang berbeda-beda.
Obat penenang bekerja dengan cara memodifikasi saraf tertentu di sistem saraf pusat agar aktivitas sel-sel otak menjadi lebih lambat. Obat ini dapat menyebabkan kecanduan, sehingga penggunaannya hanya boleh dilakukan di bawah pengawasan dokter.
Berikut ini adalah tiga jenis obat penenang serta kondisi yang dapat diatasi oleh obat tersebut:
Barbiturat adalah obat penenang yang bekerja dengan cara meningkatkan gamma amino-butyric acid (GABA). GABA adalah zat kimia otak yang berperan dalam memperlambat aktivitas sel-sel otak.
Barbiturat memiliki efek penenang yang dapat bertahan selama beberapa jam bahkan beberapa hari. Oleh karena itu, barbiturat kerap diresepkan untuk berbagai kondisi berikut ini:
Ada beberapa jenis obat penenang barbiturat yang umum diresepkan, antara lain:
Barbiturat memiliki beberapa efek samping, seperti interaksi dengan obat-obatan lain, kecanduan, gangguan perkembangan janin, hingga gangguan jantung dan pernapasan. Jadi, pastikan untuk selalu mengonsumsi obat penenang ini sesuai dengan resep dari dokter.
Benzodiazepin adalah golongan obat penenang yang biasa digunakan untuk mengatasi gangguan kecemasan. Sama seperti barbiturat, obat ini bekerja dengan cara memengaruhi senyawa kimia GABA di otak.
Beberapa kondisi medis yang bisa diatasi dengan pemberian benzodiazepin adalah:
Selain itu, obat penenang ini juga bisa digunakan sebagai anestesi umum dan untuk melemaskan otot.
Berdasarkan kondisi yang ditangani, benzodiazepin terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
Obat-obatan yang termasuk dalam benzodiazepin dapat menimbulkan beragam efek samping, mulai dari penurunan kesadaran, pusing, kantuk, depresi, mudah marah, hingga gangguan memori. Obat penenang ini juga berisiko menyebabkan overdosis dan kecanduan.
Obat penenang hipnotik sedatif nonbenzodiazepin termasuk golongan obat baru yang digunakan untuk mengatasi insomnia jangka pendek. Obat ini membuat penggunanya tertidur lebih cepat dan lelap lebih lama.
Ada beberapa jenis hipnotik sedatif nonbenzodiazepin yang biasa diresepkan oleh dokter untuk mengatasi insomnia, antara lain:
Risiko ketergantungan obat hipnotik sedatif nonbenzodiazepin cenderung kecil. Namun, kantuk berkepanjangan mungkin menjadi salah satu efek samping serius yang harus diwaspadai jika menggunakan obat ini. Efek samping ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk ketika mengemudi atau bekerja keesokan harinya.
Risiko terjadinya efek samping ini akan makin tinggi jika hipnotik sedatif nonbenzodiazepin dikonsumsi bersamaan dengan minuman beralkohol atau obat penenang lainnya.
Mengonsumsi obat penenang jenis apa pun dalam jangka panjang maupun jangka pendek dapat menimbulkan efek samping. Beberapa efek samping yang bisa langsung dirasakan setelah mengonsumsi obat penenang adalah:
Sementara itu, efek samping penggunaan obat penenang jangka panjang adalah:
Tanda ketergantungan obat penenang yang paling mudah dikenali adalah saat penggunanya membutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk mencapai efek yang sama. Jika dosis obat penenang yang biasa sudah tidak seefektif biasanya, konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan.
Jika Anda mengalami sulit tidur atau kecemasan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan, termasuk pemberian obat penenang. Pastikan Anda mengonsumsi obat penenang sesuai anjuran dari dokter untuk menghindari risiko terjadinya efek samping.
Sumber: alodokter. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.