Tak hanya sebagai bumbu dapur, ada beragam manfaat ketumbar untuk kesehatan. Namun, ketumbar sebaiknya tidak digunakan sembarangan bila untuk mengatasi kondisi tertentu, sebab dapat memberikan efek samping bagi sebagian orang.
Tanaman ketumbar (Coriandrum sativum), baik daun maupun bijinya, dapat digunakan sebagai bumbu masakan sekaligus obat-obatan. Sebagai obat tradisional, biji ketumbar biasanya dimanfaatkan dengan cara dikeringkan atau dihaluskan untuk dibuat menjadi minuman herbal seperti jamu, teh herbal, atau air ketumbar.
Ketumbar mengandung beragam nutrisi, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, kalsium, magnesium, kalium, dan fosfor. Seluruh kandungan nutrisi tersebut baik untuk kesehatan tubuh. Berikut ini adalah beberapa manfaat ketumbar yang dapat Anda peroleh:
Salah satu manfaat ketumbar yang paling terkenal adalah mengatasi gangguan pencernaan, seperti sakit perut, diare, mual, perut kembung, dan sembelit. Selain itu, tanaman herbal satu ini juga dipercaya mampu mengurangi nyeri akibat sindrom iritasi usus besar.
Manfaat tersebut bisa Anda dapatkan dari minyak hasil ekstraksi biji ketumbar. Beberapa penelitan pun mengungkapkan bahwa minyak biji ketumbar memiliki sifat antiradang dan antibakteri, sehingga diduga bisa mengurangi peradangan dan infeksi bakteri di saluran cerna.
Ketumbar diketahui mengandung senyawa antimikroba yang dapat melawan infeksi tertentu dan mencegah keracunan makanan. Contohnya, kandungan senyawa deodesenal pada ketumbar diketahui mampu melawan bakteri Salmonella penyebab keracunan makanan.
Selain fungsi ketumbar sebagai penangkal racun, Anda tetap perlu memperhatikan kebersihan selama mengolah dan mengonsumsi makanan. Misalnya, mencuci bahan makanan sebelum dimasak, memasak bahan makanan hingga matang, serta mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum mengolah makanan.
Selain sebagai antimikroba, ketumbar juga berkhasiat sebagai antioksidan yang dapat mencegah bahaya radikal bebas, salah satunya penyakit kronis seperti penyakit jantung dan kanker.
Beberapa senyawa aktif yang memiliki sifat antioksidan dalam ketumbar meliputi terpinen, quercetin, dan tokoferol. Tak hanya sebagai antioksidan, semua senyawa tersebut juga memiliki efek antikanker.
Beberapa studi menyatakan bahwa antioksidan dan antikanker dalam ketumbar mampu menghambat pertumbuhan sel kanker. Namun, manfaat ketumbar sebagai pencegahan atau pengobatan kanker masih perlu diteliti lebih lanjut.
Manfaat ketumbar selanjutnya adalah menurunkan kadar gula darah. Hal ini karena biji ketumbar dapat merangsang produksi hormon insulin dalam tubuh dan meningkatkan fungsinya, sehingga mampu mencegah penumpukan gula dalam darah.
Karena ketumbar memiliki efek menurunkan gula darah, orang yang memiliki gula darah rendah atau mengonsumsi obat antidiabetes perlu berhati-hati dalam mengonsumsi ketumbar.
Selain manfaat ketumbar di atas, bumbu penyedap masakan ini juga diketahui dapat mengurangi peradangan di otak, meningkatkan daya ingat, mengurangi gejala kecemasan, dan mencegah osteoporosis.
Ketumbar yang digunakan sebagai bumbu masakan umumnya aman dikonsumsi. Namun, bagi ibu hamil, ibu menyusui, serta penderita hipotensi dan diabetes perlu berhati-hati dalam mengonsumsi ketumbar, apalagi jika ingin memanfaatkan ketumbar sebagai obat herbal yang dikonsumsi secara rutin.
Pasalnya, ketumbar diketahui dapat mengganggu pengobatan penyakit tertentu, termasuk diabetes dan tekanan darah rendah. Selain itu, bila memilki riwayat alergi setelah mengonsumsi ketumbar, Anda tidak dianjurkan untuk mengonsumsinya kembali guna mencegah kambuhnya gejala alergi.
Untuk mendapatkan manfaat ketumbar dengan maksimal dan tetap aman dikonsumsi, sebaiknya Anda konsultasikan ke dokter lebih dulu, terlebih bila ingin menggunakannya sebagai obat herbal.
Sumber: alodokter. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.