Bayi suka berteriak terkadang bikin Bunda merasa cemas dan kebingungan. Sebagai orang tua, Bunda tentu akan bertanya-tanya apakah ini hal yang normal? Apalagi jika terjadi secara berulang. Untuk mengetahui jawabannya, yuk simak penjelasannya di bawah ini.
Tidak bisa dimungkiri bahwa suara teriakan bayi yang terjadi secara berulang sering kali mengganggu, apalagi jika Si Kecil berteriak tanpa sebab yang jelas. Meskipun kebiasaan suka berteriak ini bisa hilang dengan sendirinya, sebaiknya Bunda mengetahui penyebab bayi suka berteriak dan bagaimana cara mengatasinya.
Berteriak, menangis, tertawa, merupakan cara bayi berkomunikasi dan mengungkapkan keinginannya. Hal ini ia lakukan karena kosakata yang dimilikinya masih sangat terbatas. Jadi, bayi suka berteriak adalah hal yang normal.
Selain itu, seiring dengan bertambahnya pengetahuan dan keinginan Si Kecil untuk mengeksplorasi banyak hal, ia juga akan semakin berani untuk mengekspresikan diri dan emosinya, termasuk dengan berteriak.
Ada beberapa alasan yang membuat bayi suka berteriak, yaitu:
Selain itu, bayi suka berteriak juga bisa disebabkan karena ia ingin diperhatikan oleh Bunda dan Ayah. Jika saat bayi berteriak, Bunda dan Ayah langsung memberikan perhatian penuh kepadanya, bukan tidak mungkin ia akan mengulanginya di lain hari.
Setelah mengetahui alasan-alasan tersebut, Bunda harus lebih cermat untuk memahami Si Kecil, ya. Saat Si Kecil suka berteriak, ada beberapa cara yang dapat Bunda supaya ia lebih tenang dan berhenti berteriak, di antaranya:
Saat bayi suka berteriak secara tiba-tiba, hal pertama yang bisa dilakukan adalah mengalihkan perhatiannya. Misalnya, bawa Si Kecil ke luar ruangan jika ia berteriak di dalam ruangan, sambil mengajaknya memperlihatkan pohon dan hewan peliharaan di sekitarnya.
Cara lainnya adalah dengan memberikannya mainan baru atau sesuatu yang bisa ia pegang atau mainkan. Namun ingat, jangan berikan benda dengan permukaan yang tajam ya. Hal itu justru berisiko melukai Si Kecil atau orang di sekitarnya.
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa ada banyak alasan bayi suka berteriak. Oleh karena itu, Bunda harus lebih cermat memperhatikan apa yang menjadi penyebab teriakan Si Kecil.
Jika ia suka berteriak karena cara tersebut selalu berhasil membuatnya mendapatkan apa yang dia inginkan, hal ini bisa mengarah ke tantrum. Jika ia berteriak diikuti dengan nangis kejar, bisa jadi ia mengalami kolik. Begitu pun jika ia berteriak saat bermain bersama temannya, bisa jadi karena ada mainan kesayanagannya yang direbut.
Jika sudah mengetahui penyebabnya, Bunda akan lebih mudah menghentikan teriakan Si Kecil.
Jika teriakan bayi disebabkan oleh tantrum, apalagi teriakannya terlihat tidak beralasan dan semata-mata supaya diperhatikan, Bunda juga bisa mengabaikannya sebentar sembari melihat reaksinya.
Jika teriakannya justru mereda dan bayi melanjutkan kegiatannya yang lain atau kembali asik sendiri, mungkin ia hanya ingin diperhatikan sejenak. Namun, jika ia tetap berteriak atau justru menangis sambil memegang bagian tubuhnya, Bunda harus segera menenangkannya dan mencari tahu penyebab teriakannya, ya.
Saat menghadapi bayi suka berteriak, orang tua sebaiknya tetap tenang dan hindari untuk segera memarahi atau membentaknya. Bukannya diam, tindakan ini justru bisa membuat teriakan Si Kecil makin kencang.
Coba tunggu sebentar hingga Si Kecil lebih tenang dan biasa diajak untuk berkomunikasi. Lakukan kontak mata dan berikan sinyal bahwa Bunda memahami kekesalannya atau emosinya, misalnya dengan mengatakan, “Bunda ngerti kok nak, kamu kesal karna mainanmu diambil, ya.”
Bila ia sudah tenang, baru coba mengajaknya untuk berkomunikasi dengan lebih baik dan menanyakan kepadanya mengapa menangis atau berteriak terlalu kencang.
Pada dasarnya, untuk mengtasi bayi suka berteriak diperlukan kesabaran, ketenangan, dan kerja sama daru Bunda dan Ayah. Cobalah beberapa cara di atas, dan jika Si Kecil makin suka berteriak atau sulit diajak berkomunikasi, bawalah ia ke dokter untuk mengetahui penyebab pastinya dan mendapat penanganan yang tepat.
Sumber: alodokter.com