Saat anak mengalami demam tinggi disertai ruam atau bintik merah, Anda patut mencurigainya terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD). Memperkuat imunitas anak dapat menjadi upaya untuk meminimalkan komplikasi dan mempercepat proses penyembuhan dari penyakit yang memiliki insidensi tinggi pada musim hujan ini.
Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Virus dengue masuk ke aliran darah manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Biasanya, nyamuk penyebab demam berdarah ini menggigit di pagi dan sore hari.
DBD tidak boleh dianggap remeh. Pasalnya, kasus DBD yang terlambat ditangani bisa menimbulkan komplikasi yang berbahaya, termasuk kematian, terutama pada anak-anak.
Gejala DBD pada anak-anak, terutama yang baru pertama kali terinfeksi, umumnya bersifat ringan. Sementara itu, gejala DBD pada anak-anak yang lebih besar maupun yang sudah pernah mengalami infeksi sebelumnya bisa tergolong sedang hingga parah.
Gejala DBD biasanya muncul dalam waktu 4–14 hari setelah tergigit nyamuk dan bisa berlangsung selama 2–7 hari. Berikut adalah beberapa gejala DBD pada anak:
Jika anak mengalami berbagai gejala DBD tersebut, Anda disarankan untuk membawanya ke dokter. Jika gejala DBD yang dialami anak termasuk ringan, dokter mungkin akan menyarankan agar ia dirawat di rumah.
Berikut adalah penanganan DBD pada anak yang bisa Anda lakukan di rumah:
Untuk menurunkan demam anak, Anda juga dapat memberikan paracetamol sesuai dosis dan anjuran dokter. Hindari memberinya obat ibuprofen atau aspirin karena dikhawatirkan dapat memperburuk risiko terjadinya pendarahan.
Anda juga dianjurkan untuk selalu memantau kondisi dan gejala DBD pada anak agar menyebabkan komplikasi yang fatal. Jika anak mengalami perburukan gejala atau gejala perdarahan, seperti muntah, buang air besar berdarah berdarah, mimisan, gusi berdarah, sakit perut, atau sesak napas, segera bawa anak ke dokter atau IGD terdekat.
Salah satu langkah yang dapat Anda lakukan untuk memperkuat imunitas anak yang mengalami demam berdarah adalah dengan mencukupi asupan vitamin C anak. Kebutuhan vitamin C pada bayi dan anak berusia 0–9 tahun adalah 40–45 miligram (mg).
Angka tersebut dapat terpenuhi dengan mengonsumsi makanan kaya vitamin C, seperti jambu biji (guava). Di dalam setiap 100 gram jambu biji terkandung sekitar 87 mg vitamin C. Jumlah ini lebih tinggi daripada rata-rata jenis buah lainnya.
Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin C atau makanan yang mengandung vitamin C, seperti jambu biji, bermanfat untuk mempercepat proses penyembuhan pada penderita DBD. Perbaikan kondisi penderita DBD ditandai dengan adanya kenaikan trombosit dan sel darah putih dalam hasil pemeriksaan darah.
Tidak hanya itu, kandungan quercetin yang terdapat di dalam daun jambu biji juga berkhasiat sebagai antivirus yang dapat menghambat replikasi virus penyebab DBD. Oleh karena itu, mengonsumsi jambu biji dipercaya mampu memperkuat imunitas anak, terutama ketika ia sedang menderita DBD.
Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan dosis aman dan kemungkinan terjadinya efek samping dari mengonsumsi jambu biji untuk anak yang menderita DBD.
Memberantas sarang nyamuk dan mencegah gigitan nyamuk masih merupakan langkah utama untuk melindungi anak dari demam berdarah. Berikut adalah langkah pencegahan DBD yang bisa Anda lakukan:
Sumber : alodokter. com
Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.