Memberiankan air putih untuk bayi di bawah usia 6 bulan sebaiknya tidak dilakukan karena lebih banyak risikonya ketimbang manfaatnya. Lagi pula, kebutuhan nutrisi dan cairan tubuh bayi sebetulnya sudah tercukupi dengan pemberian ASI atau susu formula.
Bayi sebaiknya diberikan asupan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupannya. ASI eksklusif maksudnya adalah bayi hanya diberikan ASI sebagai satu-satunya asupan nutrisi dan tidak mengonsumsi makanan atau minuman tambahan lain, termasuk air putih.
Jika diberikan air putih, bayi berusia di bawah 6 bulan dapat berisiko mengalami beberapa gangguan kesehatan, yaitu:
Memberikan air putih kepada bayi dapat membuat perutnya terasa kembung karena sistem pencernaannya belum mampu menyerap cairan dengan baik. Selain itu, kapasitas perut bayi yang baru lahir masih belum maksimal, sehingga belum bisa menerima terlalu banyak asupan cairan.
Bayi yang diberikan air putih berisiko menyebabkan diare. Namun, kalau Si Kecil mengonsumsi susu formula yang perlu dicampur dengan air putih, gunakanlah air yang telah dimasak hingga matang dengan suhu minimal 80°C, lalu dinginkan sebelum diberikan kepada Si Kecil.
Bila Bunda menggunakan air kemasan, periksa label pada kemasan air dan pastikan kadar natrium (Na) tidak lebih dari 200 mg per liter dan kadar sulfat (SO atau SO4) kurang dari 250 mg per liter. Hindari memilih air mineral yang mengandung terlalu banyak natrium maupun sulfat.
Meski jarang terjadi, memberikan terlalu banyak air putih dapat menyebabkan bayi mengalami keracunan air. Hal ini terjadi ketika kadar garam dalam darahnya menurun terlalu banyak, sehingga mengganggu keseimbangan elektrolit di dalam tubuh.
Gejala yang muncul apabila bayi mengalami keracunan air adalah muntah, diare, dan tubuhnya terlihat membengkak. Kondisi ini perlu diwaspadai karena dapat membuat bayi kejang bahkan koma.
Memberikan air putih dapat membuat bayi merasa kenyang, sehingga keinginannya untuk minum ASI atau susu formula menjadi berkurang.
Hal ini dapat membuat bayi tidak memperoleh asupan nutrisi yang cukup dari ASI atau susu formula untuk tumbuh kembangnya. Akibatnya, Si Kecil berisiko mengalami gizi buruk dan penurunan berat badan.
Bayi baru diperbolehkan untuk diberikan air putih dalam situasi dan kondisi sebagai berikut:
Jika bayi mengalami dehidrasi, misalnya karena diare, demam tinggi, atau muntah-muntah, dokter biasanya akan menyarankan untuk memberikan minuman elektrolit khusus bayi. Tujuannya adalah untuk mengganti kembali cairan dan elektrolit yang hilang dari tubuh bayi.
Setelah berusia 6 bulan, bayi boleh diberi air putih saat ia haus. Namun, dianjurkan tidak memberikannya lebih dari 8 sendok makan atau setengah gelas air putih per hari. Tetap utamakan ASI sebagai asupan nutrisi utama meski bayi sudah berusia di atas 6 bulan.
Bayi boleh diberikan air putih setelah ia berusia 6 bulan dan mulai mengonsumsi makanan padat (MPASI). Namun, sebagian dokter mungkin menyarankan untuk menunda pemberian air putih pada bayi hingga usia 1 tahun.
Tidak semua minuman cocok untuk bayi, terutama yang berusia di bawah 6 bulan. Oleh karena itu, selalu utamakan memberikan ASI ya, Bunda. Selain air putih u, beberapa macam minuman lain, seperti teh, minuman bersoda, hingga jus, juga tidak dianjurkan untuk diberikan kepada bayi.
Kalau Bunda masih bingung dengan aturan pemberian air putih atau jika Si Kecil mengalami gangguan kesehatan setelah diberikan air putih, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, ya.
Sumber: alodokter. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.