Informasi Kesehatan

Ibu, Waspada Gejala Keracunan Makanan pada Anak

shutterstock_584900920ssss.original_.jpegquality-90_.jpg

Irigasi Telinga, Cara Membersihkan Telinga yang Disarankan oleh Dokter

Irigasi telinga merupakan metode yang lebih aman dan…

4 Manfaat Alpukat untuk Rambut dan Cara Memperolehnya

Buah alpukat mengandung beragam nutrisi yang baik untuk…

Cara Mengelola Rasa Frustrasi dengan Positif

Cara mengelola rasa frustrasi penting untuk diketahui. Pasalnya,…

Gejala Keracunan Makanan pada Anak

Gejala keracunan makanan yang muncul tergantung pada kuman yang menyebabkannya. Seseorang mungkin mulai merasa sakit dalam satu atau dua jam setelah makan atau minum makanan atau cairan yang terkontaminasi. 

Pada beberapa kasus, gejala mungkin tidak muncul selama beberapa minggu. Namun, umumnya gejala akan hilang dalam 1-10 hari. Tanda-tanda bahwa seorang anak mungkin mengalami keracunan makanan meliputi:

  • Mual.
  • Sakit perut dan kram.
  • Muntah.
  • Diare.
  • Demam.
  • Sakit kepala.
  • Kelemahan tubuh secara keseluruhan.

Dalam kasus yang jarang terjadi, keracunan makanan dapat membuat seseorang merasa pusing, pandangan kabur, atau merasakan kesemutan di lengan. Dalam kasus yang sangat jarang, kelemahan yang terkadang disertai keracunan makanan akan menyebabkan kesulitan bernapas.

Apa yang Bisa Ibu Lakukan?

Anak-anak dapat mengalami dehidrasi lebih cepat daripada orang dewasa karena mereka lebih kecil. Jika anak mengalami gejala keracunan makanan, hal utama yang harus Ibu lakukan adalah memastikan anak minum banyak cairan. 

Hindari memberi mereka susu, kafein, dan minuman berbuih atau bersoda. Coba ini sebagai gantinya:

  • Untuk bayi, berikan apapun yang biasa bayi minum, seperti ASI atau susu formula. 
  • Untuk bayi dan anak yang lebih besar, beri mereka air, jus, atau minuman beraroma lain yang dicampur air, dan es loli buah. 

Tips lainnya adalah:

  • Hindari pemberian makanan selama beberapa jam pertama sampai perut tenang.
  • Beri anak makan ketika mereka merasa siap, tetapi pelan-pelan. Mulailah dengan sedikit makanan hambar dan tidak berlemak.
  • Pastikan anak banyak istirahat.

Selain itu, jangan berikan anak obat apapun untuk menghentikan diare. Sebab, itu bagian dari cara tubuh mengusir kuman. Obat anti-diare dapat membuat gejala keracunan makanan bertahan lebih lama, dan efek samping untuk anak-anak bisa menjadi serius.

Kapan Harus Menghubungi Dokter?

Sebagian besar gejala kasus keracunan makanan tidak memerlukan perhatian medis, tetapi beberapa membutuhkannya. Masalah serius yang paling umum dari keracunan makanan adalah dehidrasi. 

Anak yang sehat tidak mungkin mengalami dehidrasi selama dia minum cukup cairan, untuk menggantikan cairan yang hilang karena muntah atau diare.

Hubungi dokter jika anak memiliki gejala keracunan makanan yang parah seperti:

  • Muntah yang berlangsung lebih dari 12 jam.
  • Diare dengan demam lebih tinggi dari 38,3 derajat Celsius.
  • Sakit perut parah yang tidak hilang setelah buang air besar.
  • Tinja atau muntah berdarah.
  • Buang air besar yang berwarna hitam atau merah gelap.
  • Jantung yang berdebar kencang atau berdebar.

Penting untuk memperhatikan tanda-tanda dehidrasi, yang meliputi:

  • Haus yang ekstrem.
  • Membuat sedikit atau tidak ada urine yang keluar.
  • Pusing.
  • Mata cekung.
  • Pusing atau kelemahan tubuh.

Keracunan makanan (terutama dehidrasi) bisa lebih serius bagi orang dengan sistem kekebalan yang lemah atau kondisi kesehatan. Jika anak memiliki kondisi kesehatan (seperti masalah ginjal atau penyakit sel sabit), segera hubungi dokter. 

Sumber: halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.