Umumnya, seorang wanita yang baru saja melahirkan akan merasa bahagia karena sudah mempunyai momongan. Meski begitu, tidak sedikit juga seseorang yang mengalami depresi atau masalah mental setelah persalinan. Hal ini biasanya terjadi pada ibu yang melahirkan bayi pertamanya. Biasanya gangguan ini disebut juga baby blues syndrome.
Namun, tidak selamanya masalah tersebut disebabkan oleh baby blues syndrome. Ibu bisa saja mengalami gangguan mental tersebut karena depresi pasca melahirkan atau postpartum depression. Meski begitu, apa hal yang membedakan antara kedua gangguan tersebut? Berikut ulasan lebih lengkap terkait perbedaannya!
Baby blues syndrome adalah salah satu gangguan yang dapat terjadi setelah melahirkan. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon secara tiba-tiba dan kombinasi antara stres, kekurangan tidur, serta kelelahan. Wanita dengan masalah ini dapat tiba-tiba menangis dan sangat rapuh secara emosional. Umumnya, kondisi ini akan hilang selama beberapa minggu, tetapi jika terus memburuk mungkin saja ibu mengalami depresi pasca melahirkan.
Sementara itu, postpartum depression adalah gangguan suasana hati yang dapat menyerang wanita setelah melahirkan. Hal ini menyebabkan pengidapnya mengalami perasaan sangat sedih, cemas, dan tubuh kelelahan. Masalah ini memengaruhi kemampuan wanita untuk merawat diri sendiri atau bayinya. Gangguan ini terbilang lebih parah dibandingkan wanita yang mengalami baby blues syndrome.
Ketahui beberapa perbedaan yang dapat terlihat dari baby blues syndrome dengan depresi pasca melahirkan:
1. Durasi Gejala
Salah satu kondisi yang membedakan dari kedua gangguan tersebut adalah seberapa lama gangguan tersebut dapat bertahan. Baby blues syndrome umumnya hanya terjadi dalam beberapa hari dan akan bertahan paling lama sekitar 2 minggu. Namun, jika ibu mengalami postpartum depression, gangguan tersebut dapat terjadi selama 1 bulan, hingga 1 tahun lamanya setelah persalinan terjadi.
2. Gejala yang Ditimbulkan
Ibu yang mengalami baby blues syndrome ditandai dengan naik-turunnya emosi, serta mengalami perasaan sedih, lebih sensitif, hingga perasaan stres. Wanita dengan masalah ini dapat tiba-tiba menangis dan mengalami perasaan cemas karena takut tidak dapat menjadi ibu yang baik.
Gangguan ini memang mirip dengan depresi pasca melahirkan, tetapi terbilang lebih ringan dan singkat. Ibu yang mengalami baby blues syndrome tetap dapat melakukan kegiatan sehari-hari. Sementara itu, ibu yang mengalami depresi pasca melahirkan akan menimbulkan gejala yang lebih serius.
Gangguan ini dapat membuat pengidapnya kehilangan nafsu makan atau sebaliknya malah makan dengan berlebihan. Masalah ini juga dapat membuat tidur menjadi lebih sulit dan kerap merasa lelah meskipun sudah tidur semalaman. Hal ini juga membuat sang ibu menyakiti diri sendiri bahkan bayinya.
3. Faktor Penyebabnya
Ibu yang baru saja melahirkan dapat mengalami baby blues syndrome disebabkan oleh perubahan pada sistem-sistem di dalam tubuh. Tingkat keparahannya dipengaruhi beberapa faktor psikologis pasca persalinan.
Lalu, penyebab dari depresi pasca melahirkan adalah faktor psikososial yang utamanya disebabkan oleh tingkat stres yang berlebih. Hal tersebut dapat terjadi dengan kombinasi dari perubahan hormon dan masalah yang sedang terjadi.
Itulah perbedaan yang dapat diketahui terkait baby blues syndrome dengan depresi pasca melahirkan. Kedua gangguan ini memang sangat mirip satu sama lain. Maka dari itu, jika ibu mengalami gejala dari masalah pasca melahirkan tersebut, ada baiknya untuk memeriksakan diri ke ahlinya.
Sumber: halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.